xxxii. Love in the Dark

245 19 25
                                    

❝ Maybe we got lost in translation, maybe I asked for too much but maybe this thing was a masterpiece 'til you tore it all up ❞──────────────────────────────

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

❝ Maybe we got lost in translation, maybe I asked for too much but maybe this thing was a masterpiece 'til you tore it all up ❞
──────────────────────────────

Tanggal 30 Desember. Kejadian yang membuat Kaizo dan y/n perang dingin sebelum makan malam tahun baru.

"Ada yang belum jelas?"

Koko Ci memakai kacamata hitamnya kembali. Dua orang di hadapannya menggeleng. Yang satu gelengan lemas; y/n. Yang satu gelengan kaku; Kaizo.

Kaizo tak bisa mendeskripsikan perasaannya saat ini. Panik. Takut. Khawatir.

Mereka baru saja mendapat misi untuk mencari power sphera Hypnobot. Kaizo khawatir karena Hypnobot dipegang oleh Nancy. Dan jika ia dan y/n harus ke sana....

Kaizo mencoba menguasai diri. Mencoba tenang. Di sebelahnya, y/n malah kelewat tenang. Seperti tak ada ekspresi. Kaizo berharap ia bisa melihat sedikit saja mimik marah atau kecewa, ia tak suka y/n berwajah datar seperti ini.

Sial sekali kau Kaizo, ia merutuk.

Kaizo menoleh ke sampingnya, berdeham sebelum memulai alibi. "Aku... aku memang belum menemukannya."

"Aku... saat itu aku memang sudah di titiknya, tapi kurasa ada kebocoran informasi. Aku belum berhasil menemukan Hypnobot."

y/n bahkan entah mendengar entah tidak.

"Aku sama sekali tidak bermaksud membohongimu. Aku sungguhan sudah datang ke Guilebeaux untuk...." Kaizo tak bisa melanjutkan. Ini aku sedang berbohong denganmu, y/n. Tolong, marahi aku saja. Jangan biarkan aku makin berbohong.

Tapi y/n tetap tak acuh.

"y/n, maaf."

"Apa?"

Akhirnya ada juga kata keluar dari mulutnya.

"Maaf... karena...?" Kaizo jadi bingung sendiri. "Yah, mungkin kau berpikir aku saat itu membohongimu. Saat kita bertemu di Guilebeaux beberapa waktu lalu. Ingat, kan?" Jangan-jangan y/n malah lupa.

"Ingat, kenapa?"

"Cuma mau bilang seperti yang tadi kubilang." Kenapa jadi berputar-putar, sih? "Aku takut kau marah."

"Kau tidak punya alasan untuk membohongiku, kan? Kenapa aku harus marah?" y/n mengatakannya tanpa berhenti berjalan, kelewat santai. Kaizo tertegun. Saat sadar, ia segera menyusul pasangan timnya itu.

"Kau... percaya, kan? Tidak meragukanku?" Tolong bilang tidak. Bantu aku berhenti berbohong.

"Memangnya kau melakukan apa yang bisa menggoyahkan kepercayaanku terhadapmu?"

Dan Kaizo kembali harus mengejar y/n. Ia tercengang karena nada y/n bukanlah nada yang tulus. Hampir terdengar seperti... sarkas.

───────── ㅤ𖥔ㅤ ─────────

Closure | Kaizo [TO BE REWRITTEN]Where stories live. Discover now