xxi. She Fits Inside These Words

276 29 44
                                    

❝ Devils roll the dice, angels roll their eyes ❞──────────────────────────────

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

❝ Devils roll the dice, angels roll their eyes ❞
──────────────────────────────

'Ruang sana itu' yang dimaksud Ibu adalah kamarnya sendiri⸻kalau melihat desainnya. Sofa bulat yang y/n duduki berusia lebih tua dari usia y/n ditambah BoBoiBoy. Saat duduk, debu berterbangan ke udara. Sepertinya hal itu sudah terjadi dengan ВоBoiBoy⸻anak lelaki itu menyengir.

Ibu masuk membawa dua kursi kayu. Kakak beradik itu menoleh.

"Ibu tadi suruh ambil kursi, BoBoiBoy, bukan sofa." y/n segera tahu mengapa dua sofa ini tidak nyambung dengan perabotan lain dalam ruangan.

"E-eh⸻BoBoiBoy tidak tahu di mana, Bu."
y/n membantu adik dan ibunya. Kini tiga kursi kayu telah terisi.

"Maaf y/n⸻Kaizo bilang kou OCD⸻soal kebersihan⸻Ibu juga, sebetulnya⸻ tempat ini sudah lama Ibu tinggal, sedangkan kakekmu⸻yah, sudah setahun ini terbaring sakit⸻tak ada yang mau dia repotkan."

"Aku baik-baik saja, Bu," sela y/n. Membuat dirinya lebih nyaman di kursi kayu penuh ukiran⸻meski punggungnya langsung sakit.

"Terima kasih untuk kalian berdua. Ibu memberikan kebingungan akhir-akhir ini, ya?"

y/n dan BoBoiBoy berpandangan. Jawaban yang jujur adalah ya.

"Kakek kalian... adalah orang yang paling Ibu cintai... sekaligus Ibu benci." Ibu memulai. "Dia tak pernah ingin melihat cucunya."

"Tapi Ibu memberitahunya soal matamu, y/n." BoBoiBoy tampaknya berharap Ibu akan mengatakan hal yang sama tentangnya. Tapi Ibu meneruskan cerita.

"Seperti yang baru Ibu tunjukkan, Ibu masih memiliki hubungan darah dengan sebuah keluarga kerajaan⸻"

"APA?" BoBoiBoy membuat kursinya bergoyang. "Jadi bukan properti? Kita keturunan raja⸻"

Dengan kakinya, y/n mendorong tungkai BuBoiBoy, mengembalikannya ke kursi. "Aduh! Kak⸻"

"Dengarkan!" desisnya galak.

Ibu tidak menengahi, kembali meneruskan. "⸻dan pernikahan dengan ayah kalian adalah hal yang paling tidak mungkin namun terjadi." Netra Ibu menyorot putrinya. "Kau menebaknya dengan tepat, Sayang, Kakek merestui karena keluarga Glynne adalah keluarga tua yang tersohor."

Kepalan tangan y/n mengejang, Ibu menyadarinya. "Ayahmu juga membencinya⸻"

"Ayah masih punya sahamnya!"

Merasa ada yang tidak diketahuinya, BoBoiBoy bertanya. "Ibu bicara apa⸻"

"Ayahmu. Keluarga pengusaha batu bara. Kau mesti tahu, garis keturunan mereka anak tunggal. Mau diwariskan pada siapa harta kekayaan⸻dan kekuasaan⸻yang melimpah itu kalau bukan pada anak satu-satunya mereka? Terima kasih pada Tok Aba, kita sekarang bahkan tak pernah melihat batu bara." Penjelasan yang amat penuh penekanan oleh y/n.

Closure | Kaizo [TO BE REWRITTEN]Where stories live. Discover now