xxvi. Pacify Her

272 25 37
                                    

❝ She's getting on my nerves ❞──────────────────────────────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝ She's getting on my nerves ❞
──────────────────────────────

Bukankah y/n sedang duduk di dapur? Sedang panas hati? Bagaimana ia bisa berada di sini, di sofa ruang tamu, berhadapan dengan ayahnya?

Aku yang beri tahu
Aku juga yang suruh datang

Pesan singkat dari Kaizo itulah penyebabnya.

"Maaf karena terlambat mengucapkan selamat atas rumah baru kalian."

Lagi-lagi maaf.

Tapi kita memang tak beritahu.

"Ayah tidak akan lama." Ayah mengeluarkan kotak kecil dari tasnya. "Ini... Ayah mau berikan ini. Hadiah dari Ayah untuk kalian."

y/n menerima kotak kecil itu. Ia punya perasaan tidak enak soal benda di dalamnya.

"Bukalah, dan tolong diterima."

Pelan y/n membuka kotak. Detik berikutnya ia terkesiap. Astaganaga! Mimpi apa dia tiba-tiba dapat rezeki dengan harga begini tinggi!

"A-Ayah⸻"

"Kalian mampu beli apartemen ini. Ayah ingin beri hadiah untuk kerja keras itu."

y/n terlalu tercengang.

Sang ayah hanya tersenyum, mengganti topik sekaligus posisi, kini berdiri. "Besar sekali, ya. Ada berapa kamar?"

"Kami... baru isi sekitar empat untuk kamar tidur. Mungkin bisa bertambah atau berkurang," ia berhasil menjawab.

"Bagaimana dengan kamar anak?"

Jantung y/n berpacu lebih cepat. Mulutnya membuka, mengeluarkan suara yang hampir mencicit, "kami... belum berniat untuk punya anak."

"Oh...."

y/n tahu atmosfer segera berubah.

"Boleh Ayah sampaikan sesuatu?"

Ia mengangguk cepat.

"Ayah... sungguh tak ingin melihatmu kesakitan."

"Mengandung dan melahirkan itu juga amat sakit, bertaruh nyawa, tapi yang Ayah maksud disini... merawat anak juga bisa menyakitkan."

"Menyakitkan kalau anak kita tidak tumbuh sesuai pengajaran dan perawatan kita. Tapi lebih menyakitkan lagi mengetahui kita salah telah mengurus anak."

y/n mendengarkan.

"y/n, dengar, katakan pada Kaizo juga; Ayah dan Ibu tak pernah minta kalian untuk segera memberikan cucu, tolong kalian jangan merasa tidak enak pada kami. Jangan merasa bertanggung jawab mengenai penerus keturunan dan lainnya. Tidak ada paksaan untuk kalian berdua."

y/n tahu, Yah.

"Tapi Ayah tak ingin kalian... takut punya anak... dan itu karena Ayah."

y/n memang takut punya anak karena Ayah, Yah. Mereka belum berniat punya anak. Tidak dalam waktu dekat. Dan mereka sudah sepakat dengan cara-cara yang digunakan untuk menundanya.

Closure | Kaizo [TO BE REWRITTEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang