x. The Very Tired Girl

443 40 19
                                    

❝ I'm stronger than I ever was before ❞──────────────────────────────

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

❝ I'm stronger than I ever was before ❞
──────────────────────────────

"Dia belum mau masuk juga?"

Lim menggeleng.

"Mau sampai kapan?"

Lim kembali menggeleng.

"Aku akan membawanya."

"Vam!"

Seruan Nyonya Lim tidak dihiraukan. Vam beranjak keluar. Memayungi kepala menggunakan tangan. Sudah gerimis, Nona Mudanya masih di luar.

y/n duduk bertekuk lutut di pasir. Dagunya menempel diatas kedua tangannya yang bertumpuk. Ia masih mempertahankan posisinya itu sedari pagi. Juga ekspresinya.

"Nona Muda, sudah cukup. Ayo masuk." Vam berdiri di samping anak itu. y/n menggeleng-geleng. "Nona Muda, kau harus masuk⸻"

"y/n mau di sini Tuan Vam. y/n menunggu."

"Menunggu apa? Kau tidak bisa terus disini."

"Hujan akan membuatmu demam."

y/n tetap tidak menggubris.

"Kalau kau tidak mau masuk akan kututupkan pintu!"

Kesal dicueki anak kecil, Vam menarik tangan y/n. Memaksa.

"y/n tidak mau! y/n mau tunggu Ayah dan Ibu di sini!" Si kecil memberontak. Vam berusaha memeganginya. "Tidak boleh! Ayo masuk sekarang!"

"Huwaa! Tidak mau.... Huwaa!" y/n malah menangis, "Tuan Vam jahat! Suruhnya memaksa! Huwee!"

Melihat drama itu, datanglah Nyonya Lim tergopoh-gopoh menghampiri mereka. "Nona, kenapa menangis lagi, Sayang?"

"Hiks... Tuan Vam... hiks... kejam." Pegangan Vam terlepas. Lim mengambil alih gadis itu. Mengusap,usap punggungnya.

"Tuan Vam cuma khawatir. Maaf ya, mungkin jadi kelewat marah. Atau mungkin dia lagi PMS." Nyonya Lim mencoba bercanda.

"Huwaaa PMS itu apa... hiks."

Vam ikut memandang heran. Ia juga tidak tahu. Muka Nyonya Lim memerah. "Ah, sekarang masuk ke dalam dulu, ya. Lihat, hujan. Nona mau demam?"

y/n menggeleng di sela-sela tangisnya. "Nah, yasudah. Masuk dulu, yuk." Nyonya Lim kemudian menggendong nona kecilnya itu.

Sebelum ia berjalan, Vam membuka jasnya, manyampirkannya di kepala Lim dan y/n. "Basah," ucapnya singkat. Lim tersenyum. la bergegas membawa majikannya ke dalam rumah.

"Sekarang anak cantik mandi dulu, ya," Lim membungkus tubuh y/n dengan bathrobe, mengajaknya mandi. Van hanya melirik sepintas.

Wajah merah dengan bekas air mata itu amat sedih. Rasa kasihan itu berubah menjadi marah. Vam merutuki sahabatnya.

Closure | Kaizo [TO BE REWRITTEN]Where stories live. Discover now