xxvii. The Breaking Point

215 20 54
                                    

❝ How to think about you without it rippin' my heart out? ❞──────────────────────────────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝ How to think about you without it rippin' my heart out? ❞
──────────────────────────────

"Apa itu tadi?"

Perempuan berambut pirang kotor yang duduk di hadapan Donghoon mengernyit, berhenti menyeruput minumannya.

"Kau dan pria berambut biru." Donghoon menambah penjelasannya.

"Oh," Beth, sang perempuan, mengedikkan bahu, "Cuma ramah tamah dengan orang lewat."

"Tahukah kau siapa dia?" tanya Donghoon lebih serius. Beth mengangkat dagunya tanda bertanya.

"Dia suami y/n."

Beth terdiam sejenak, lalu ia tertawa.

"Apanya yang lucu?"

"Kau tidak tahu diri, Oppa! Pria itu paket lengkap, tentu saja y/n suka padanya. Kau harus serius berpikir untuk berhenti menyukainya."

"Aku tidak menyukainya!" tegas Donghoon. "Orang gila mana yang menyukai seorang perempuan yang sudah menikah!"

Beth masih tertawa menggoda. "Kau belum melupakannya."

Tentu saja, bagaimana mungkin dia melupakan gadis yang sudah disukainya sejak 2 tahun yang lalu?

"Aku bisa segera melupakannya," ketusnya. Beth menepuk-nepuk bahunya, "Aku percayaaa."

Donghoon memutar mata. Ia tidak tahu mengapa perempuan Inggris yang dua tahun lebih muda darinya itu jadi tertarik sekali soal ini.

"Aku lihat dia membeli hyacinth ungu dan tulip putih. Manisnya! Dia pasti tahu apa arti bunga-bunga!"

Mulai lagi!

"Sementara itu kau akan memberinya allium. Miris, sungguh miris, Oppa."

"Kau menyebalkan sekali! Memangnya apa arti bunga-bunga itu?"

"Hyacinth dan tulip menyimbolkan permintaan maaf. Menyesal dan perdamaian. Sedangkan allium... tidak bisakah kau terka sendiri?"

Pasti soal cinta bertepuk sebelah tangan, Donghoon membatin sebal.

Ia melirik Beth yang sudah berhenti menggodanya. Gadis ini sudah tinggal di Korea selama hampir 3 bulan. Donghoon ingat terkejut ketika bertemu kembali dengan teman kuliahnya itu. Bahkan saat itu ia tidak ingat Beth temannya. Tapi ia menerimanya dengan baik. Beth teman yang menyenangkan.

"Apa bunga favoritmu?"

Beth menoleh. Sangsi. "Memangnya kau mau berikan kalau aku menjawab?"

"Tergantung." Donghoon menjawab santai. Beth kelihatannya enggan menjawab. Mereka kembali berdiam diri.

"Aku suka gardenia merah."

Oh, dugaannya salah.

"Artinya?"

Closure | Kaizo [TO BE REWRITTEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang