xvi. The First Move

415 36 26
                                    

❝ I can see your soul grow through the pain as they hit the ground ❞──────────────────────────────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝ I can see your soul grow through the pain as they hit the ground ❞
──────────────────────────────

"BoBoiBoy bantu, ya."

Dengan cekatan BoBoiBoy menaikkan koper-koper ke troli. la melakukannya sambil sesekali mencuri pandang ke arah y/n. Sedari pagi ia sudah sibuk. Mencari troli pembawa barang berat, lantas menggeret tiga koper keluar. Meletakannya keatas troli. y/n dan Kaizo masih di kamar. Mereka terkejut mendapati BoBoiBoy di luar.

"Apa yang kau lakukan?" cecar y/n.

"Eh? Membantu, lah. Kan, pasirnya tebal di sini, jadi⸻"

"Tidak ada yang menyuruhmu melakukannya," ketus y/n. Mengarahkan tangan, ketiga koper itu terangkat lalu turun dengan sempurna. Ketiganya lalu bergeser kembali ke ruang tamu.

"Kok, diturunkan lagi, sih?" BoBoiBoy jadi kesal.

"Kami pakai teleportasi." Kaizo yang menjawab.

"Lalu bawaannya? Kan, Kakak berdua cuma bisa teleportasikan diri sendiri,"

"Ada Ochobot," jawab Kaizo singkat.

"Kenapa pakai Ochobot? Nanti⸻"

"Banyak omong!" y/n berdecak.

BoBoiBoy urung marah, mengingat niat awalnya ingin berbaikan. Orang tuanya juga sudah datang. Setelah berpamitan singkat, BoBoiBoy memilih mundur.

"Kalian berangkat sekarang?"

Itu suara Amato. Kaizo kembali menjawab. Di sampingnya, y/n tak begitu acuh. Kaizo menyentuh jemarinya. Matanya mengatakan sesuatu.

Amato memperhatikan mereka berdua. Kejadian di ruang gym tadi pagi berkelebat.

Amato sudah lama berada di ruang gym. Ia senang melihat pemandangan dari sana. Berjam-jam duduk sendirian. Saat hendak kembali, ia tersentak mendapati ada orang lain di sana. Amato melirik jam tangan. Rupanya sudah empat jam dia di sini.

Sejak kapan Kaizo dan y/n ada di sini? Dilihat dari penampilan mereka, dan apa yang tengah mereka lakukan, sepertinya sudah cukup lama.

Amato kembali menutup pintu kaca. Ia berada di tempat sempurna. Amato bisa melihat y/n dan Kaizo, tapi mereka tak bisa melihatnya. Apa yang dilihat Amato membuatnya hampir mengumpat.

"⸻dari pagi sudah aneh,"

Dari bukaan kecil di pintu, Amato mendengar suara putrinya, setengah menggerutu setengah meledek.

"Karena kita akan pulang hari ini."

"Oh? Lalu?"

Amato melihat tangan Kaizo terangkat naik. Punggung jarinya menyentuh wajah y/n. Menelusurinya dengan lembut.

Closure | Kaizo [TO BE REWRITTEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang