xxxiii. Gloomy Here, Gloomy There

205 21 26
                                    

❝ There you call me up again just to break me like a promise ❞──────────────────────────────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝ There you call me up again just to break me like a promise ❞
──────────────────────────────

Sepulang pemeriksaan dengan Adrian, y/n merasa lebih baik. Sudah berhari-hari ia mengalami semuanya sendirian. Hari ini ia putuskan untuk mengeluarkannya sedikit pada orang yang ia percaya.

Memiliki seorang Dokter Adrian membuatnya terus teringat kata-kata itu. Bahwa dia tak pernah sendiri. Dia juga punya BoBoiBoy, Kokotaim⸻yang ini belum terlalu yakin⸻orangtuanya, dan... Kaizo.

Tetapi apakah y/n benar-benar memiliki Kaizo? Malam ini?

Sudah tiga jam lamanya ia menunggu di restoran. Menatap ponselnya yang sepi, seperti dirinya. Mengapa Kaizo tidak memberi kabar? Mengapa Kaizo tidak di sini? Mengapa dia masih menunggu?

"Permisi, Nona, apa kau masih menunggu?"

"Tidak," tanpa sengaja keluar dengan suara. y/n menatap sang pramusaji. Terlanjur. "Baik... saya akan keluar."

y/n meraih mantel, memeluknya selagi berjalan keluar. Ia melewati berbagai macam orang yang menikmati santapan mereka, semua dilingkupi perasaan bahagia. y/n mempercepat langkah.

Berdiri di luar restoran, y/n memandang pemandangan yang terhampar. Sekarang pukul setengah satu, tapi masih ramai di luar. Kendaraan dan manusia tak henti berlalu-lalang. Hiasan natal serta tahun baru membuat meriah etalase toko. Salju yang turun membuat orang-orang berjalan saling merangkul, berpegangan tangan.

Orang-orang punya pegangan.

y/n menggigit bibir. Ia sudah tak memeluk mantelnya. Backless dress off shoulder berbahan satin yang dipakainya sangat memukau, tapi tak tahan dingin. Tangan y/n yang menenteng sebuah tas kertas menjadi kebas. Ia meliriknya, getir.

Ada dua plushie yang sudah dihias. Plushie anjing dan serigala yang dulu diberikan Kaizo. Yang anjing, milik y/n, diberi tiara kecil. Sedangkan serigala Kaizo membawa pedang di tangannya. Hasil custom. Sesuai penggambaran mereka berdua.

"Anjing bahasa Koreanya apa, sih? Kang aji, kan?"

Kaizo, sambil mengambil membawa piring dan pisau oles di rak, bertanya pada y/n yang duduk di table island. Membuat perempuan itu sebal sekali. Hari libur ini mereka manfaatkan untuk berleha-leha, melepas penat dan menghibur diri, tapi y/n emosi. Sudah berapa kali kata anjing keluar dari mulut suaminya itu.

"Aku bilang, kalau belajar kalimat itu yang berguna saja," ketus y/n.

"Ne, uri kang-aji."

y/n mendengkus. Enggan menatap Kaizo yang kini duduk di hadapannya, membelai pipinya. "Makin lucu, makin mirip."

"Aish!" (sialan!)

"Tidak ada umpatan." Kaizo membentuk tanda silang dengan dua jari.

"Tidak ada ANJING!"

Closure | Kaizo [TO BE REWRITTEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang