xiii. The Girl Who Lost Things

383 27 24
                                    

❝ It's always one step forward and three steps back ❞ ──────────────────────────────

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

❝ It's always one step forward and three steps back ❞
──────────────────────────────

Sepuluh tahun yang lalu.

"ND!!!!"

"ND! Kau mau kemana?!"

Asap tebal mengepung. Seorang wanita meneriaki anaknya yang tiba tiba terhenti. Ia terbatuk batuk.

"Rumah gubernur kebakaran!" Gadis muda menjawab dengan polos.

"Kita juga tidak akan lari kalau bukan karena kebakaran!" Seorang gadis yang lebih tua menarik tangan gadis tadi. Jengkel dan gemas. Ia menunjuk ke atas, ke arah tempat yang baru ditinggalkannya.

"Kita tidak boleh lari! Mereka harus ikut! Harus⸻"

"Gubernur punya banyak pengawal! Mereka memiliki sistem keamanan yang tinggi. Mereka akan punya cara!" Sekarang yang berteriak adalah ayah gadis itu. Seorang pria modis dengan jas berkelas.

Gadis terkecil menggeleng. Sepuluh menit yang lalu, tiba-tiba terdengar alarm kebakaran. Ia, orangtuanya, dan dua orang lainnya panik keluar lift. Asap langsung menyergap. Begitu cepat menghalangi.

Namun, ND susah percaya itu hanya kebakalan. Ia yakin mendengar bunyi dentuman bahan peledak. la juga meragukan asap yang tiba tiba langsung sebanyak itu.

"ND!" Sang ibu memekik histeris melihat anaknya mengambil tangga keatas. "ND! ND...," ia mulai kehilangan kesadaran. Sang suami menyadari bahwa anak lainnya tidak mungkin bisa membopong istrinya ke bawah. Masih tujuh lantai lagi.

"Di keluarga kita," Pria itu memberitahu istrinya, "Tidak boleh ada perpecahan. kalau anak itu memilih pergi, biarkan saja."

Istrinya terkejut, menggeleng lemah, "ND...,"

"Dia pergi ke atas. Besar kemungkinan dia diselamatkan. Ayo!" Pria itu membopong istrinya yang tak sadarkan diri. Dia dibantu dua remaja lainnya. Ia menatap mereka tajam. Tatapan itu juga ia berikan pada tangga tempat anaknya pergi tadi. Sungguh ia tak mengerti. Mengapa gadis satu itu berjiwa pemberontak sekali?

───────── ㅤ𖥔ㅤ ─────────

ND bersandar kepayahan di reruntuhan, dikungkung asap tebal. "Sudah kuduga. Bukan kebakaran." Ia menatap penghasil asap yang dilemparkan ke tangga darurat. Asap yang melemahkan penghirupnya.

Masih berusaha menetralkan degup jantung, ia melirik ke sekitar. Penyerangan oleh siapakah ini? Dari tadi terdengar banyak ledakan kuat.

Karena yang diserang rumah gubernur, sebenarnya ini biasa saja. Mudah ditebak. Apalagi semua tahu bahwa Agam Gabenor adalah penjaga power sphera Enerbot.

Tapi ND memiliki alasan khusus mengapa ia panik dan merasa harus menyelamatkan keluarga ini. ND menyelinap mendekat. Matanya menangkap seluruh kejadian.

Closure | Kaizo [TO BE REWRITTEN]Where stories live. Discover now