xxxix. Rewrite the Stars

629 35 69
                                    

❝ You'll be the one I was meant to find. It's up to you, and it's up to me. ❞
──────────────────────────────

"Beritahu aku kalau kau tidak bisa menjawabnya. Kau bisa minta aku berhenti kapanpun."

Hari ke-dua paska y/n mendapatkan kesadarannya.

Kaizo tahu, kesalah pahaman ini harus sesegera mungkin diselesaikan. Tapi, waktu tepatnya, Kaizo belum yakin. y/n baru saja sadar kemarin malam, Kaizo mengkhawatirkan kondisi mentalnya. Namun demikian, y/n terlihat sehat-sehat saja dan meminta supaya dialog ini segera dilangsungkan.

"Aku sungguh baik, yeobo. Malah akan jadi lebih baik lagi karena beban pikiranku terhapus." y/n meyakinkannya.

Masalahnya, y/n, aku tak yakin sedang baik. Aku hampir hilang akal melihatmu kehilangan banyak darah dan tidak bisa membuka mata meski hanya sehari. Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku?

"Hari itu, saat Dokter Adrian menemukanku, adalah hari pertama pertama bertemu Nancy." Menyebut nama Nancy, napas Kaizo berderu lebih cepat. "Dia... aku tidak tahu bagaimana dia membawaku di tiga pertemuan awal⸻"

"Teleportasi adalah kekuatan semua orang sekarang ini, kata Alan." y/n memotong.

"Oh, baiklah, jadi dia pasti meneleportasiku. Singkat saja, di pertemuan ketiga, kami mengikat kesepakatan⸻saat itu aku sudah tahu siapa dia."

"y/n.... Nancy anak Tuan Jo⸻yang aku ceritakan. Discerca⸻kau mengenalnya⸻adalah relasi ayahku⸻kami saling mengenalkan keluarga⸻dia perancang busana yang dipesan ayahku untuk parade waktu itu."

Parade yang tak terealisasikan karena peristiwa nahas hari sebelumnya. Kaizo berkeringat dingin.

"Nancy dan aku... terlibat suatu kejadian berdarah⸻yah, secara tidak langsung, aku hampir menghilangkan nyawanya. Aku... membuatnya melompat dari lantai dua⸻di rumahku, itu sangat tinggi."

"Kalian... baru berusia 14 dan 17 saat itu... kan?"

"Ya⸻Maaf kalau kau tak nyaman mendengarnya. Apa kau mau aku⸻baiklah." Pertanyaan Kaizo diberi gelengan. Kaizo melanjutkan.

"Dia memintaku untuk mengawasinya selama dia melakukan penyelidikan⸻aku cuma menonton⸻tapi dia punya Hypnobot⸻sumpah, aku ingat aku tak⸻"

"Yeobo."

"Ya?" Kaizo terengah.

"Kau baik?"

"Sedikit kepanasan." Tapi keringatnya dingin.

"Aku percaya ceritamu." y/n menggamit tangannya.

Seketika, segalanya tentang Nancy buyar. Kaizo diseret kembali ke kejadian tiga hari lalu.

Kaizo menggenggam tangan y/n yang terkulai.

"y/n-ah, ini... ini tidak mungkin, kan? Kau... kau tidak pergi, kan?"

Tak ada jawaban. Tak terasa denyutan. Tak ada deru napas.

"y/n-ah... kalau... kalau bukan... mengapa kau menjatuhkan... tanganmu... begitu?" Kaizo menempelkan telapak tangan y/n ke pipinya. Dingin. Pucat. Menakutkan.

"Aku percaya, yeobo, jadi tidak usah terburu-buru. Kau juga perlu memperhatikan kondisimu." y/n mengelus punggung tangannya.

Kaizo mengelus punggung tangannya.

"y/n-ah, ini tidak nyata, kan? y/n, aku takut... tolong jawab...."

"Yeobo, apa kau masih bersamaku?"

Closure | Kaizo [TO BE REWRITTEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang