xiv. Someone from the Past

375 27 3
                                    

❝ When you come back and make me happy, I'll forgive you dear, I'll take all the blame ❞──────────────────────────────

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

❝ When you come back and make me happy, I'll forgive you dear, I'll take all the blame ❞
──────────────────────────────

"Aga⸻srrrk... srrrkhh⸻icara⸻sraaaak⸻sini! Srooooooookkkkk! Ha⸻srakkk... srkh... srooooook... po... okkkk ... on,"

Koko Ci hampir tidak bernapas mendengarnya. Ia terus mengulang rekaman itu sambil menunggu. Sekaligus, memastikan tak salah dengar.

Brak!

Sesosok pria bertopeng membanting pintu terbuka. Maskmana tergesa-gesa. "Biar kudengar!"

Koko Ci kemudian memutar rekaman itu. Maskmana mencengkeram sandaran kursi. Setelah beberapa kali pengulangan, mereka berdua duduk berhadapan.

"Yang ini jauh lebih jelas dari yang kemarin, ada beberapa kata yang dapat terdengar. Sepertinya berbunyi 'Agam Gabenor bicara disini, harap respon'!" terka Koko Ci.

Maskmana berdeham. "Ya, sepertinya begitulah bunyinya," ia menyilangkan tangan dengan gelisah. "Kapan tepatnya ini terdeteksi?"

Koko Ci kemudian memberikan rinciannya. Maskmana kembali berdeham.

"Sepertinya tak perlu tunggu pendapat Laksamana Tarung, dia sedang sibuk dengan peserta ujian," Koko Ci mengambil keputusan. "Pertama, aku akan infokan pada y/n."

Tak terlihat pada raut wajah, tapi jelas terlihat dari gerak tubuh, Maskmana tersentak.

"Baiklah, aku hubungi dia sekarang,"

"Jangan! Jangan beritahu y/n!" Maskmana menolak. "y/n sedang tidak sedang dalam keadaan baik sekarang ini. Saya tahu."

Koko Ci tentu bingung. "Laksamana⸻"

"Ada tiga hari lagi. Liburan y/n selesai dalam tiga hari. Kita beritahu saat dia kembali," Maskmana memajukan badan. "Saya minta Komandan untuk memberitahunya tiga hari lagi. Untuk kebaikan misi."

Koko Ci berpikir sebentar. Lantas mengiyakan⸻masih bingung.

"Baik kalau begitu," Maskmana pamit dari ruangan. Ia sedikit cemas. Ayo, Amato, jangan buat itu terlalu lama. Aku juga punya satu murid yang perlu diurus.

Sementara itu, di dalam, Koko Ci resah. Ia baru saja mendapat panggilan dari Laksamana Tarung yang mempertanyakan keputusan Maskmana.

Koko Ci kemudian terpikir satu ide. Rencana cadangan; Nancy.

───────── ㅤ𖥔ㅤ ─────────

Benda bulat berwarna kuning di atas langit mulai turun dari posisi tengah. Mengarah ke barat. Cahayanya sudah tak terlalu menyengat.

y/n mendapati matanya sulit dibuka. Perih dan berat. Ia terduduk. Kaizo adalah pemandangan pertama yang ditangkap matanya. y/n merasa aneh. Ia memakai top tipis. Bukankah terakhir ia memakai bathrobe? y/n tersadar, ia jadi lega. Ternyata hanya mimpi.

Closure | Kaizo [TO BE REWRITTEN]Where stories live. Discover now