xxx. They're Being Jumpy

207 21 30
                                    

❝ The air was cold

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

❝ The air was cold. But something about it felt like home somehow ❞
──────────────────────────────

"Bagaimana? Apakah sesuai?"

"Ini menakjubkan!"

Agam mematut dirinya di cermin. Jouska tersenyum saja. Ia duduk di sofa panjang, menunggui pelanggan spesialnya ini. Di sebelahnya adalah seorang gadis yang merupakan anaknya. Dia membisiki sang ayah. "Kapan Ayah akan beritahu soal Nancy?"

Jouska tak acuh. "Ayah tak akan beritahu."

"Ayah bilang akan beritahu!"

"Pak gubernur tidak akan memakai rancangan Ayah besok kalau dia mengurusi soal anaknya dan saudarimu."

Ruan menggigit bibir. Nancy terbaring lemah selama seminggu, dan tak ada simpati dari ayah mereka?

"Lihat, dia kelihatannya baik-baik saja sekarang." Jouska menunjuk seorang gadis perempuan yang lebih muda. Setelah itu ia menghampiri Agam dan bersamaan dengannya. Kunjungan hari ini berjalan cepat.

Tapi kunjungan ini ternyata berubah kacau ketika ada serangan mendadak ke kediaman Gabenor. "Aduh, sial! Sial!" maki Jouska.

"Kita harus menyelamatkan mereka!" Entah apa yang ada di pikiran bungsunya. Jouska sebenarnya mau mengikuti Nancy, dia butuh rancangannya dipakai oleh sang gubernur, tapi ia tak bisa memikirkan akibat lain kalau ia gagal. Jouska Discerca menolak.

Kalau Nancy mau pergi, silakan!

───────── ㅤ𖥔ㅤ ─────────

Disopiri Donghoon ternyata bar-bar.

Penampilan softboy Donghoon tidak menjamin caranya membawa mobil. Kaizo berpegangan pada hand grip dan sabuk. Wajahnya pucat.

"Hei, bisa ambilkan keripik di belakang?"

Kau mau bunuh aku?!

"Hyung, menurutku fokus saja dulu menyetirnya."

"Ya ampun, tenang saja! Makan keripik sambil drifting juga aku bisa."

"Aku baru keluar dari rumah sakit. Tolonglah, pelankan sedikit."

Donghoon malah menginjak gas. Kaizo tiba-tiba merasakan sebuah deja vu. Apa ia seperti ini malam kecelakaan itu? Apakah menyebalkan? Atau malah mengkhawatirkan? Melihat kembali wajah y/n, sepertinya opsi kedua lebih sesuai. Refleks lelaki itu tersenyum.

"Dasar anak zaman sekarang." Donghoon mendelik. Ternyata memperhatikan. Kaizo balas mendelik. "Dasar sirik. Padahal aku tersenyum karena teringat y/n." Kaizo mendapat ide mensiriki balik Donghoon. "Mannaneun saram isseo?" (Apa kau mengencani seseorang?)

Donghoon tersentak, "mengapa tidak belajar kalimat yang lebih berguna, sih?"

"Ada, ya?" Kaizo tertawa.

Closure | Kaizo [TO BE REWRITTEN]Where stories live. Discover now