xvii. Those Medusa Eyes

339 28 43
                                    

❝ But then again, kinda wish she were dead as she walks by ❞──────────────────────────────

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

❝ But then again, kinda wish she were dead as she walks by ❞
──────────────────────────────

Misi-nya direcoki saja sudah membuat y/n uring-uring-an hampir seminggu. Ia tak menyangka, ada yang lebih buruk dari itu. Bukan, bukan soal kenapa misi ini amat lambat prosesnya, tapi lebih ke orang yang juga memegang masi ini. Kehadiran Nancy membuatnya tidak nyaman. Hari ini akan y/n nobatkan sebagai hari paling sial.

Terjadi kesalahan sistem besar-besaran di TAPOPS. Dan itu berdampak besar bagi y/n. Dia tidak mungkin mengerjakan misi dengan ilmu cenayang, kan? Belum cukup disitu, terjadi korsleting kabel yang menyebabkan hangusnya komputer utama di ruang kerja y/n. Ia dipindahkan untuk sementara.

Hari ini, sebulan sudah Kaizo fokus mengurus izin tinggal dan tempat tinggal disela-sela pekerjaannya. Hari ini, y/n resmi pindah ruangan. Mejanya berdampingan dengan Nancy.

Ruang sementara ini bentuknya melengkung dan panjang. Seperti tanda kurung. Di ujung terdapat jendela besar dengan pemandangan yang unik. Di waktu waktu tertentu, cahaya jingga akan menerangi seluruh ruangan. Hanya ada dua meja. Yang satu, dekat pintu, di pakai oleh Nancy. y/n mendapat sisi jendela.

"Kau, anak baru, siapa namamu?" Nancy menoleh, menyebut namanya. "Kau?"

Wajah y/n merah padam.

"Kau sudah tahu aku bukan sekretaris. Jangan panggil aku seenaknya!"

Nancy mendelik.

"Sekedar mengingatkan, jangan berisik, jangan makan di sini, jangan ajak aku bicara⸻sedarurat apapun." y/n menarik kursi, mengembuskan napas panjang, Mencoba bekerja.

"Aku belum tahu namamu⸻nama Anda⸻"

"Untuk apa kau tahu? Kita tidak akan saling menyapa." y/n menjawab tak acuh, Nancy kembali mendelik sebal. Dasar tidak jelas! Siapa duluan yang ada disini?

Beberapa menit kemudian.

"Hei! Kau bilang supaya tidak berisik? Suara keyboardmu sendiri mengganggu!" protes Nancy. y/n tak menoleh, "aku melihat headset di mejamu."

"Itu berbeda! Aku sedang tidak ingin memakainya!"

"Kalau begitu jangan dengarkan," y/n mengambil earbuds, menggunakannya dengan santai. Nancy menggeram, "Kenapa dia menyebalkan sekali!" Gemas. Ia akhirnya memutuskan kembali ke pekerjaannya.

Di samping, y/n melirik Nancy, mendecih. Dia sebenarnya belum mulai bekerja. Bukannya hal-hal yang terkait dengan penyelidikan, layar komputer malah menampilkan:

Menyebalkan! Harusnya aku tarik rambutnya! AAAAKKKHHHHHHH!!?!?!?!?? KESALLLLLL!!!!!!!!!

───────── ㅤ𖥔ㅤ ─────────

Closure | Kaizo [TO BE REWRITTEN]Where stories live. Discover now