25. Cinta

1.7K 231 54
                                    

Semenjak malam menikmati langit malam itu, Sakura dan Sasuke semakin lengket saja.

Sakura saat terbangun tidak marah atau mengeluh. Malah ia berterimakasih dan meminta maaf karena di rasa telah merepotkan Sasuke. Jelas, Sasuke senang dan mengatakan bahwa tak apa, karena itu adalah kewajiban nya sebagai seorang suami.

Semakin hari mereka semakin dekat saja. Mereka banyak menghabiskan waktu berduaan. Bahkan saat mengerjakan laporan atau apapun, dilakukan bersama-sama. Hm, sebenarnya, Sasuke lah yang banyak mengikuti kemana pun langkah Istri nya itu pergi.

Semenjak ia merasakan perasaan sakit Istri nya, Sasuke semakin memperketat pengawasan nya pada Sakura secara diam-diam.

Sasuke sudah bertanya dan menekan pelayan dan kasim pribadi Sakura. Memaksa supaya mereka memberi tahu apa yang telah terjadi pada Ratu nya itu. Namun, mereka bungkam dan berikukuh tak ingin memberitahu. Sungguh mengejutkan Sasuke. Mereka sudah tunduk saja pada Istri nya. Dan Sasuke tak bisa memaksa atau mengancam mereka, saat kasim memberitahu jika mereka melapor pada Raja, Ratu akan marah dan terus bersedih.

Sasuke tak ingin Sakura bersedih, jadi ia pun melepaskan mereka.

Tapi, bukan berarti Sasuke akan melupakan nya. Ia mulai melakukan penyelidikan dan ternyata itu adalah ulah para pelayan sialan itu.

Saat mengetahuinya, Sasuke tentu saja sangat marah. Ia sangat ingin memusnahkan kedua pelayan rendahan itu dengan membakar jiwa mereka supaya tidak bisa bereinkarnasi dan akan abadi di neraka nya. Namun, ia juga tahu bahwa Sakura sengaja membiarkan kedua pelayan itu tetap 'hidup', karena ingin membuktikan dirinya bahwa ia 'berguna' untuk Kerajaan Kegelapan Malam ini.

Sasuke tak menerima.

Sakura bukan lah alat. Tapi, Ratu sekaligus pendamping hidup nya. Apa hubungan nya antara berguna dan tidak berguna?! Namun, lagi-lagi Sasuke hanya bisa menekan dirinya sendiri untuk tidak lepas kendali. Ia tidak mau menghancurkan rencana Istri nya. Jadi, ia hanya bisa memberikan dukungan diam-diam untuk Sakura. Sakura ingin membuktikan diri nya, maka Sasuke akan mendukung nya.

Dan itu berhasil....

Atas ketekunan dan kesabaran nya selama ini, Sakura mampu membungkam para pejabat dan orang-orang sialan yang berani menyinggung nya. Kinerja nya luar biasa dan semuanya teratur. Sehingga tak ada alasan untuk membuat para pejabat menambah memorandum di meja Sasuke.

"Raja, saya-"

"Shh, jangan memanggilku dengan sebutan formal. Aku tidak suka. Itu terasa seperti memberi jarak antara kita berdua!"

Sasuke menahan kata-kata Sakura. Ia memeluk Istri nya dari belakang dengan dagu yang sengaja ia sandarkan ke bahu mungil Istri nya itu. Tatapan mereka tertuju ke depan. Ke danau hitam yang nampak menyeramkan di malam hari. Namun, Sakura sudah terbiasa dengan hal-hal tak biasa di Istana ini.

"Bukan kah orang-orang menekankan etiket adalah nomor satu?" kekeh Sakura seraya melirik Sasuke. "Cih, omong kosong. Aku tidak suka dengan etiket semacam itu. Ini adalah wilayahku, tak ada seorang pun yang boleh mengkritik apa yang ingin aku lakukan secara pribadi!" decih Sasuke, menyepelekan dan penuh kesombongan.

Sakura tertawa pelan.

"Yah, karena waktu kali ini cukup luang, aku ingin pergi ke wilayah barat."

Eh?

"Wilayah barat? Untuk apa?"

Sasuke menatap Sakura penasaran, tak curiga.

Yah, Sasuke sudah yakin Sakura sudah luluh dan tak akan melakukan hal-hal seperti saat pertama kali Sakura menginjakkan kaki nya disini. Istri nya tak mungkin menyakiti nya, apalagi sudah lama Sakura memperlakukan nya dengan baik, lembut dan hati-hati, membahagiakan nya.

The Eternal Love (Hades×Persephone, SasuSaku Ver.)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon