48. Bangun

1.6K 209 89
                                    

Sasuke dan Gaara saling melemparkan tatapan tajam.

Jika tatapan tajam Sasuke berisi ejekan, maka tatapan tajam Gaara berisi kemarahan. Bagaimana pun, kabar bahwa Sakura berada di kondisi menyedihkan itu karena membantu Sasuke. Namun, ia hanya bisa menahan diri nya supaya tidak menimbulkan masalah baru.

"Bagus. Sekarang kau punya pendamping. Aku turut bahagia."

Sasuke tersenyum seraya memandangi Gaara dan perempuan di samping nya. Namun, Gaara tak menjawab, dia hanya diam, sementara calon istri nya yang membalas dengan terimakasih. Bagaimana pun, perasaan nya masih tertambat pada Sakura.

Sampai... bawahan datang menghampiri, membisikkan sesuatu dan Sasuke mengangguk seraya tersenyum cerah. Ia bergegas berdiri, menuju ke samping ruangan. Tak lama kemudian...

".....?!"

Semua orang di buat tercengang saat Sasuke 'membawa' seorang wanita berambut merah muda dalam pelukan nya.

Kemudian, dengan berhati-hati mendudukan nya di kursi di samping nya. Ya, di kursi Ratu.

Itu... Sakura.

Ia masih tak sadarkan diri. Mata indah nya masih tertutup. Walau begitu, riasan nya begitu cantik. Walau masih tertidur, aura menawan nya tetap terasa. Rambut panjang nya di tata indah, dengan mahkota Ratu yang tersemat di kepala nya dengan stabil.

Meski telah tertidur dalam jangka waktu yang lama, kulit nya memang pucat, namun pipi dan bibir nya masih merona. Jika di pulas dengan sedikit riasan, itu membuat nya semakin indah.

Cantik. Tentu saja. Sangat malahan.

Tatapan Gaara tak pernah lepas dari wanita bersurai merah muda itu. Bahkan setelah lama tak melihat nya pun, ia masih belum bisa melupakan nya.

Tak ada yang berani mengatakan lebih jauh. Saking terkejut nya, mereka sampai kehilangan kata-kata. Ini terlalu mengejutkan.

Sasuke nampak sangat puas. Tatapan tajam nya tetap tertuju pada Sabaku itu. Yah, memang, tak mudah melupakan orang seistimewa Istri nya itu. Tapi, mau bagaimana lagi. Ia tidak mau menimbulkan masalah lain.

"Mari kita mulai acara pertemuan ini!"

🌑🌸

Acara pertemuan di isi tentang diskusi kerja sama antar negara. Tak lupa, mengobrol ringan sembari menikmati camilan dan teh yang ringan. Walau Sasuke banyak diam karena sibuk memandangi dan mengajak Istri nya berbicara, itu tidak masalah. Mereka memaklumi dan tidak mengganggu nya.

"Permisi. Yang Mulia, Putri dan kedua Pangeran menangis dan menolak di asuh Nenek dan Paman nya." lapor Jenderal Hamada. Membuat Sasuke yang fokus dengan Sakura menatap nya. Bahkan mereka yang sedang mengobrol, mendadak diam.

Nah, untuk urusan ini, Sasuke memang lebih unggul dari mereka semua.

Mereka memang memiliki anak juga, namun tidak langsung sebanyak milik Sasuke. Walau mereka bisa memamerkan Istri mereka, namun untuk ini mereka mengakui kekalahan.

Tak lama kemudian, suara tangisan 3 orang anak terdengar dari luar.

Sasuke bergegas keluar, kemudian segera kembali dengan dua anak di pelukan nya dan satu anak yang memberontak dalam gendongan Jenderal Hamada.

"Yayah! Yayah! Huweeeeeee!!!"

Tangisan ketiga nya bergema di ruangan itu.

Para pendamping Raja nampak terpukau juga gemas saat melihat ketiga nya.

"Memang tidak di ragukan. Uchiha. Lihat saja wajah mereka." bisik Neji, seraya memandangi masing-masing generasi baru Uchiha itu.

"Kenapa mereka menangis?" tanya Sasuke berusaha menenangkan dua anak di gendongan nya. Putri nya masih bisa di tenangkan, namun dua pemberontak lainnya tetap membuat keributan.

The Eternal Love (Hades×Persephone, SasuSaku Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang