34. Penyusup, Ditangkap!

994 204 30
                                    

Akhirnya, Sakura sampai juga.

Begitu sampai rumah, Kakak dan Nenek nya begitu terkejut dan menyambut kedatangan Sakura yang tiba-tiba.

Setelah duduk dan berbicara maksud dari kedatangan nya, mereka mengangguk mengerti.

"Kenapa kau harus datang ke sini sendirian tanpa di dampingi siapapun?" tanya Sasori agak sebal. Ia khawatir sesuatu terjadi pada Adik nya. Walau pada kenyataan nya Sakura memang kuat, tetap saja ia kesal.

"Aku sendiri yang meminta untuk pergi sendirian. Masalah seperti ini tidak di ketahui semua orang karena bisa saja menimbulkan keributan, apalagi di pemerintahan." jawab Sakura seraya menatap ke bawah, berpikir.

Jika orang-orang di pengadilan tahu, mereka tak akan segan untuk mengambil kesempatan. Mungkin ada yang mencari bantuan Sasuke dengan menunjukkan kinerja mereka dan meminta balasan, atau mungkin ada yang tak sabar Sasuke segera musnah.

Orang-orang yang palsu itu, tentu saja akan mengharapkan kemusnahan Sasuke. Walau nampak nya sulit karena Sasuke memiliki orang-orang kuat dan tak terkalahkan sebagai bawahan nya, bisa saja mereka terkalahkan jika para orang jahat itu diam-diam mengumpulkan pasukan dan semacam nya untuk melawan Sasuke. Oh, jangan lupakan, mungkin mereka akan mengendalikan opini publik mengenai Raja mereka, jadi tentu saja segala nya akan rumit.

Begitu Sasuke teratasi, mereka akan dengan mudah mengahadapi diri nya.

Bagi mereka, Ratu hanya bergantung pada Raja. Sakura sudah bisa memperkirakan, jika Raja sudah jatuh, ia sudah kehilangan dukungan dan tak akan ada yang mau menolong nya, jelas mereka pasti berpikir bahwa diri nya akan mudah untuk di atasi.

Sakura mendengus.

Ia telah menanggung kritik para pejabat sialan itu, dan menahan keluhan nya sendirian. Ia akan menunggu segalanya, kemudian begitu mereka berani menyinggung nya dan menimbulkan masalah besar, maka ia tak akan ragu untuk menyelesaikan mereka semua sampai tak bersisa.

"Baiklah, biarkan Kakak mu mencarikan tanaman itu untuk mu. Sekarang, lebih baik kau istirahat dulu, pasti melelahkan." cetus Nenek Chiyo sembari mengusap punggung tangan Cucu nya lembut.

Sakura tersenyum dan mengangguk.

Sementara itu....

Sasuke duduk di kursi dengan banyak laporan di meja.

Ia tidak pergi ke ruang kerja nya, melainkan membawa laporan-laporan itu ke kamar nya. Memang, seharusnya ia beristirahat. Namun, ia tidak mau membiarkan laporan menumpuk, dan juga tidak mau menimbulkan kecurigaan orang-orang. Apalagi Sakura tidak ada disini. Jika ini di ketahui, jelas akan ada masalah nanti nya.

Saat ia tengah sibuk membaca laporan, nya, Jenderal kepercayaan nya, Jenderal Takahashi, meminta izin untuk melaporkan sesuatu padanya. Sasuke mengizinkan saja.

"Yang Mulia Raja...."

Sasuke berdeham, menunggu Jenderal nya melapor.

"Yang Mulia, Putri Perdana Menteri meminta untuk di izinkan masuk demi menyerahkan laporan. Saya sudah melarang nya dan memaksa nya pergi, namun beliau bersikukuh karena ia juga ingin mengatakan hal penting yang di amanatkan Ayah nya." lapor Jenderal Takahashi hormat.

Sasuke mengerutkan alis nya tak puas.

"Katakan saja, tulis apa yang di rasa penting itu. Jika memang itu hal penting, sudah seharusnya itu tertulis di dalam laporan. Dia sengaja mengambil kesempatan. Usir saja jika ia tidak mau menyerahkan laporan nya. Katakan jika ia berani menyinggung perasaan ku lagi, ia tidak akan di izinkan untuk menginjakkan kaki nya satu langkah pun ke Istana dan seluruh kediaman di Istana!"

The Eternal Love (Hades×Persephone, SasuSaku Ver.)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن