2

398K 9.2K 307
                                    

Cerita ini mengandung adegan 21+
Tinggalkan lapak ini jika tidak suka
Jangan report cerita orang

🍁🍁🍁
L

inka terus melihat keluar jendela, ia harus menghapal jalan jika kemungkinan terburuk Naraka akan menurunkannya ditengah jalan.

Pemandangan pepohonan yang tinggi dipinggir jalan mereka lewati, terlihat seperti lorong yang jarang dilewati orang, Linka menggigit bibirnya jika ia disini sendiri sudah dipastikan ia tak akan menemukan tumpangan.

Pepohonan rindang berganti dengan sebuah pagar besi yang tinggi diujung jalan. Pagar itu terbuka dengan sendirinya lalu mobil tersebut terus berjalan meninggalkan pagar besi tadi.

Hingga mobil tersebut memasuki pekarangan rumah atau bisa disebut mansion besar milik Naraka. Bangunan menjulang tinggi dan megah. Untuk apa Naraka membawanya kesini. Perasaan Linka semakin tak enak ia melirik sekilas Naraka yang masih tak bergeming.

Mobil berhenti didepan pintu utama. Terdapat jejeran pria berseragam hitam dengan potongan rambut yang serupa. Bodyguard, wajah datar tanpa senyum dan mata setajam elang.

"Turun" ucap Naraka yang kemudian keluar dari mobil.

Linka masih tak bergeming hingga pintu disebelahnya terbuka. Naraka dengan tak sabar kembali menarik tangan Linka agar mengikutinya.

"Selamat datang tuan muda" Naraka hanya mengangguk sekilas.

Bodyguard dengan segera membuka pintu untuk Naraka. Mereka memasuki mansion besar, para maid berjejer menyambut Naraka yang tengah menarik Linka.

"Jangan ada yang ganggu gue diatas, sebelum gue turun" perintah Naraka tak terbantahkan.

Linka masih tak tau apa yang akan Naraka lakukan, tapi tak ayal pikiran negatif mulai berdatangan silih berganti.

Naraka membuka sebuah pintu besar berwarna hitam, suara pintu terkunci membuat Linka semakin was-was. Ia mendorong Linka keatas ranjang.

Senyum mengerikan terpasang di wajah Naraka, Linka tidak berkutik. Naraka mulai naik keatas ranjang, gadis didepannya terus mundur mencoba menjauh.

Tangan besar pria itu menarik Linka hingga jatuh tertidur. "Naraka aku.. minta.. maaf"

"Lo telat, gak ada kata maaf dalam kamus gue. Murah hati adalah hal yang tidak ada dalam diri gue" ia membelai wajah gadis didepannya yang sudah pucat.

Linka gemetar, Naraka seperti singa yang siap memangsa. Dirinya tak cukup kuat untuk sekedar lolos dari kamar besar pemuda itu.

Pasrah, bukankah ia hanya gadis lemah. Kekuasaan dan uang adalah segalanya, kamu bisa dengan mudah membeli seisi dunia bukan.

Ia hanya gadis lemah, terlahir dari keluarga yang biasa saja. Melawan Naraka sama saja menggali kuburan sendiri. Semua bisa Naraka buat tunduk dan menyerah.

"Mari bersenang-senang huh"

Naraka mendekat, ia mengunci kedua tangan Linka keatas kepala. Sedangkan kakinya ia pakai untuk mengunci pergerakan kaki Linka. Ia mulai mengendus sepanjang leher gadis dibawahnya. Linka memalingkan wajah yang membuat Naraka semakin memiliki akses.

"Enghh...."

Naraka mencecap leher jenjang gadis dibawahnya. Linka terus meronta namun kekuatannya tak seberapa. Naraka menggigit memberi tanda kepemilikan yang cukup banyak di leher Linka.

Tangan pemuda itu mulai melepas kancing seragam atas Linka. Air mata mulai menetes ia belum pernah diperlakukan serendah ini oleh siapapun.

Kancing terlepas sempurna, Naraka melihat bulatan daging kesayangan semua pria yang cukup besar. Dibalik seragam yang besar gadis itu tersimpan aset yang menggiurkan.

Naraka's (Revisi)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora