12

223K 7.8K 215
                                    

Linka tengah berada di supermarket ia sedang membeli bahan makan, semoga ia bisa menghindari Naraka hingga senin menjemput. Sabtu minggu ia ingin menenangkan diri.

Beberapa sayuran telah ia beli, makanan instan terutama dan camilan. Ia membawanya menuju kasir.

Setelah selesai membayar kini tangannya menenteng sebuah kantung belanja yang lumayan besar. Linka berjalan melewati trotoar, jarak rumah dan supermarket hanya beberapa menit dan ia masih sanggup berjalan seperti biasanya.

Masker kembali ia naikkan, baju kebesaran dengan celana diatas lutut dan sebuah sweter yang menenggelamkan celananya.

Ia sengaja memakai masker berharap tak ada yang mengenalinya. Penampilannya bertambah sempurna dengan wig yang ia pakai. Tadi Linka sempat membeli wig di supermarket. Rambut berwarna coklat gelap sepunggung menutupi warna asli rambutnya dan softlen berwarna gelap yang menutup netra coklat terang miliknya.

Hingga matanya menemukan sebuah mobil yang terparkir didepan rumahnya. Linka segera bersembunyi, memilih berbelok dengan santai agar tak ada yang curiga.

Kakinya terus melangkah dengan jantung yang berpacu keras. Linka segera berbelok bersembunyi dibalik tembok, ia terduduk di tanah meluruskan kakinya yang lelah berjalan.

Berharap semoga Naraka lekas pergi meninggalkan rumahnya.

Sementara Naraka yang baru memarkirkan mobil dengan asal didepan mansion. Para pengawalnya langsung berbaris.

"Bagaimana bisa menjaga satu perempuan saja kalian gak becus"

"Maafkan kami tuan muda. Kami lalai"

Naraka menyugar rambutnya menyalurkan rasa kesal yang membara, ia mencoba menarik nafas lalu menghembuskannya.

"Sudah kalian cari di rumahnya?"

"Kosong tuan muda"

"Gak mungkin, dia pasti disana" hingga ia mengingat bahwa ponsel yang baru ia berikan. Benar ponsel itu terpasang pelacak disana. Naraka membuka ponselnya menyambungkan miliknya dengan Linka dan sialnya ponsel Linka terdeteksi di rumah ini.

"Sial, kenapa ponselnya bisa di rumah hah?"

"Kami tidak tau tuan muda"

"Cari Linka hingga ketemu dan jangan kembali sebelum menemukannya"

"Baik tuan muda" pengawal segera bubar berpencar mencari keberadaan Linka perempuan yang beberapa hari ini menjadi bagian mansion Naraka.

Kenapa Naraka harus susah payah menemukan Linka, bahkan ia bisa dengan mudah memilih mainan baru, meski ditakuti namun masih banyak juga wanita yang rela melemparkan diri pada Naraka. Pemuda yang digadang menjadi putra tunggal salah satu pengusaha di negara ini dan memiliki rupa yang menawan. Meski memiliki sifat iblis siapa yang tak tergoda dengan rupa dan harta.

Yah kecuali Linka, perempuan itu bahkan rela berlari sejauh mungkin dari Naraka dan tak ingin menemuinya lagi.

Naraka memilih ikut mencari Linka kini mobilnya melaju membelah jalan. Tujuannya adalah rumah Linka ia yakin perempuan itu bersembunyi disana. Mau kemana lagi coba Linka pergi, Naraka sudah menyelidiki sekilas bahwa Linka sebatang kara. Maka dari itu dengan mudah Naraka bisa mempermainkan Linka yang tanpa perlindungan dan kekuasaan.

Mobil terhenti di pekarangan rumah Linka, ia menggedor pintu memanggil nama Linka.

Tok

Tok

Tok

"Buka Linka, gue tau lo didalam"

"Kalau lo gak buka pintu ini gue dobrak"

Naraka's (Revisi)Where stories live. Discover now