7

266K 7.1K 68
                                    

Sebuah bangunan menjulang tinggi seperti mansion milik Naraka namun lebih kecil sedikit. Halaman luas terparkir berbagai jenis motor dan mobil.

Bangunan yang terletak di pinggiran kota dengan pohon tinggi sepanjang jalan seolah menjadi gerbang masuk menuju inti markas tersebut.

Poseidon sebuah perkumpulan remaja yang diketuai oleh Naraka dan sahabatnya sebagai inti tertinggi poseidon. Kelompok beranggotakan sekitar lebih dari 100 orang dari berbagai sekolah menengah atas, mereka direkrut dengan berbagai tes wawasan dan kekuatan.

Hanya orang terpilih yang mampu melewati tes tersebut, Naraka dan sahabatnya sangat selektif untuk anggota poseidon. Mulai dari latar belakang hingga sifat yang harus mereka miliki. Tak boleh mengalir sedikitpun darah musuh mereka.

Mereka bergerak dalam naungan Naraka, kelompok mereka sering menerima misi dari berbagai orang tinggi di negara. Menemui mereka dalam dunia gelap atas nama Poseidon hanya dapat diakses dari web yang hanya akan dibuka setiap hari ditengah malam dan hanya beberapa menit. Mereka sangat pemilih soal misi, keberhasilan Misi selalu terjamin 100% oleh Naraka dan sahabatnya pengaturan strategi dibuat serapi mungkin tanpa celah.

Jika masyarakat umum hanya mengetahui Poseidon adalah sebuah perkumpulan remaja biasa namun lain halnya dengan dunia bawah, Poseidon salah satu kelompok pelaku misi rahasia yang hanya mereka yang tau.

Kalangan atas sering menyebutnya remaja gila, kelompok kejam penuh pertimbangan, pemilih rekan kerja dan iblis berwujud malaikat. Wajah Poseidon terkenal akan ketampanannya dan kecerdasannya.

Linka berdiri disamping Naraka setelah mobil pemuda tersebut diparkirkan oleh anggotanya tadi.

Entah untuk alasan apa pemuda tersebut membawanya kesebuah bangunan megah ini, Linka belum mengetahui apa isi bangunan tersebut. Ia hanya mengikuti Naraka yang membawanya sesuka hati.

Mereka memasuki rumah atau lebih tepatnya markas tersebut, teriakan riuh dari dalam menyambut kedatangan Linka dan Naraka.

Saat masuk yang pertama Linka lihat adalah lorong sekitar 2 meter disisi kanan kiri terdapat lemari yang entah apa isinya.

Lalu memasuki ruang tamu yang berjajar sofa diberbagai sudut dan tengah yang Linka taksir hampir muat untuk seratus orang. Nah disinilah riuh manusia tadi, ada televisi besar yang menempel di dinding.

Terdapat tangga di kanan dan kiri menuju lantai atas, beberapa orang tengah bermain ponsel, ada juga yang memangku laptop, yang paling banyak tengah melingkar bermain staco.

"Bawa siapa nih boss" ucap salah satu pemuda yang menyadari kedatangan Naraka.

"Jaga mata kalian dan jangan sentuh dia, milik gue ini" desis Naraka saat beberapa pasang mata menatap Linka dengan genit.

"Wohoo yang kemaren ini" ucap pemuda dengan kaca mata di hidungnya.

Linka merapatkan diri pada pemuda itu saat sorak meneriakinya, ia merasa sangat kecil disini.

"Cantik juga boss calon ibu bos kita, kok bisa dia mau sama boss, kan boss garang" celetuk salah satu pemuda yang tengah bermain game

"Dipaksa dia" balas Bryan yang baru saja menuruni tangga dari lantai atas, pemuda itu berjalan ke samping menuju dapur mengambil dua kaleng minuman lalu menyerahkan satu kaleng pada Linka.

"Minum, semoga lo betah disini" ucapnya lalu duduk disebelah pemuda berkacamata

"Thanks Bryan" balas Linka yang diangguki Bryan sekenannya.

"Kembali ke aktivitas masing-masing" ucap Naraka kemudian menarik Linka menuju lantai atas, sedikit merasa kesal karna Linka menerima minuman dari Bryan. Padahal Linka bisa meminta pada Naraka pasti akan ia suruh ambil sendiri semaunya.

"Pelan-pelan sssttt sakit" desis Linka yang merasakan cengkraman pemuda itu terlalu kuat.

Sementara Naraka hanya bergeming ia mendorong Linka memasuki ruangan yang seperti kamar di rumah Naraka.

Pemuda itu keluar dan mengunci pintu, selalu saja seperti ini, Linka hanya mendengus kesal. Untung saja disana ada televisi besar setidaknya bisa mengusir kebosanannya.

Naraka memasuki sebuah ruangan disana sudah terdapat ketiga sahabatnya termasuk Bryan.

"Ada berapa permintaan yang masuk hari ini?" Tanya Naraka to the point.

Elios membalik laptopnya memperlihatkan pada ketiganya, menunjuk ada 5 email yang masuk tadi malam.

"Ada 5 email, bakal gue share inti dari permintaan mereka. Seperti biasa lo yang nentuin" ucap Elios menunjuk Naraka.

"Wah wahh ada dari LV corp yang minta kita buat eksekusi pegawai korup mereka" celetuk Jovan yang memang telah familiar dengan perusahaan besar tersebut, ayahnya salah satu mitra mereka jadi dia hampir hafal dengan perusahaan tersebut.

"Lo mau ambil yang mana" tanya Bryan setelah selesai membaca semua data yang Elios berikan tadi.

"Georgian Group, kita ambil misi dia"

"Lo yakin? Kemungkinan lo selamet gak banyak, apalagi musuh mereka terkenal di dunia bawah" ucap Elios saat mendengar pilihan Naraka

"Ya, gue yakin. Nanti malem gue mau denger srategi yang udah lo susun" tunjukkan pada Jovan.

"Oke" balasnya mulai membuka tab miliknya dan menyusun strategi.

"Jangan gegabah, kali ini misi kita gak main-main" Bryan memperingati, jangan sampai ada yang terluka diantara mereka. Karna ia sudah menganggap mereka seperti keluarga sendiri.

"Lo tau gue" balas Jovan.

"Kesulitan misi sesuai dengan hasil yang akan mereka bayar" ucap Elios.

Mereka mulai sibuk menyusun keperluan yang akan dibawa besok. Georgian Group meminta mereka melenyapkan salah satu musuhnya yang telah bermain curang di perusahaan menyebabkan beberapa investor murka karna saham turun, bayaran yang mereka tawarkan tak main-main, uang dengan nominal yang lumayan besar sesuai dengan kesulitan misi.

Keberuntungan bagi Georgian malam ini karna Poseidon menerima penawaran misi mereka. Naraka memang pemilih soal misi, ia tak mau mengambil misi sepele. Harus misi berat dan sulit namun nominal yang akan mereka peroleh sangat banyak bahkan cukup menghidupi seluruh anggota selama 2 tahun.

Linka sejak tadi hanya duduk di sofa sambil menatap televisi, ia sedikit bosan. Ponselnya berada dalam genggaman Naraka, entah sudah di buang atau di bakar ponsel tersebut.

Minuman dari Bryan telah habis dan sekarang ia menjadi lapar, Naraka menguncinya tanpa makanan. Sungguh pria kejam itu tak punya hati, ia menekan perutnya yang berbunyi sejak tadi.

Memilih merebahkan badannya guna menahan lapar, percuma menggedor pintu tak akan ada yang dengar. Matanya mulai memberat merasakan kantuk yang cepat sekali datang. Linka sudah terlelap di sofa dengan televisi yang masih menyala.

Naraka baru saja membuka pintu kamar saat jam menunjukkan pukul 9 ia sampai lupa dengan mainannya saat membahas misi dan strategi tadi.

Kamarnya gelap dan hanya ada cahaya dari televisi yang menyala. Tangannya terulur menyalakan saklar dan menemukan Linka yang tertidur di sofa. Ia mengangkat Linka keluar dari markas mengajaknya pulang menuju mansionnya.

Linka sama sekali tak terganggu dengan dirinya yang digendong oleh Naraka. Ia malah semakin mengeratkan pelukannya dan menyembunyikan wajahnya dalam dada bidang pemuda tersebut.





🍁🍁🍁🍁

Hello guys author comeback
Jangan lupa klik follow, vote dan komen, serta tambah cerita ini ke reading list kalian.

Happy reading.

Naraka's (Revisi)Where stories live. Discover now