26

130K 5.9K 182
                                    

Naraka tengah menatap ke depan kearah gelapnya gedung yang terlihat tak terawat tersebut, jangan terkecoh dengan tampilan yang sepi nyatanya didalam sana terdapat markas yang cukup ramai. Target operasi mereka kali ini adalah Black devil kelompok yang terus menyulut api amarah mereka.

Semua anggota telah bersiap diposisi, Kembali Naraka memberi komando lewat telfon.

"Sekarang"
Semua bergegas memasuki gedung tersebut. Naraka berjalan dengan santai ia percaya anggotanya tak akan mengecewakan. Mereka adalah orang-orang terpilih yang sudah dilatih sedemikian rupa.

"Semua sudah diringkus" ucap Elios, pemuda itu mengangguk. Memang patut diapresiasi anggota black devil telah terkapar bukan mati karna mereka tak mau membuang tenaga dan biaya untuk mengurus mayat tersebut.

Berjalan masuk melihat ditengah ruangan terdapat Alran yang terduduk dengan dipegang oleh Bryan dan Jovan.

Cuihhh

Alran meludah kearah Naraka membuat pemuda itu geram.

Meski wajahnya telah babak belur tapi pemuda dengan iris coklat gelap tersebut tetap pongah. Bagaimana tak pongah di ketua dan harus tetap berdiri tegak tak gentar.

"Beraninya keroyokan, kalo berani sini lo one by one" ejek Alran

"Masih percaya diri? Wow dimana lo beli stok percaya diri gue mau beli juga" balas Naraka seperti candaan tapi semua tau bahwa pemuda itu sangat geram saat ini.

Naraka berjalan mendekat menyuruh kedua sahabatnya menjauh. Ia mencengkram kerah baju Alran hingga mendongak kearahnya.

"Ini peringatan terakhir buat lo tikus sialan. Jangan sekali lo berani sentuh wanitaku" tegas Naraka.

"Gue jadi makin tertarik buat sentuh dia gimana dong" balas Alran mengejek dan.

Bughhh

Satu bogeman dari Naraka membuat tubuh Alran tersungkur, nafas pemuda itu tersengal tak beraturan mendengar hal itu. Bagaimana awal semua ini mari kita berjalan mundur.

Flashback on bestie.

Naraka kembali pada rutinitasnya setelah menikah, mengurus geng Poseidon dan memilah kembali misi yang akan mereka kerjakan.

Laptop yang berada didepan Naraka menunjukkan beberapa tawaran email berisi misi. Naraka membaca meneliti dan memilih mana tawaran yang paling menguntungkan dan menyenangkan. Diseberang terdapat kedua sahabatnya yang juga sama tengah memilih misi untuk mereka diskusikan nanti.

Kemudian terdengar pintu terbuka menampilkan Jovan yang membawa sebuah kotak hitam ditangannya.

"Apaan tuh Jo?" Tanya Bryan yang juga menaruh rasa penasarannya.

Sementara Elios menatap minat pada barang yang dibawa Jovan.

Jovan mengedikkan bahu tanda tak tahu "Gak tau, tulisannya buat Naraka. Tapi pengirimnya gak tertulis. Tadi anak-anak dibawah yang nemu paket ini didepan gerbang. Terus dititipin ke gue kali aja barang pesenan lo"

Kotak diletakkan didepan Naraka, pemuda itu menatap penasaran.

"Jangan dibuka Naraka kali aja bom" celetuk Elios

Sebuah timpukan gumpalan kertas mendarat di kepala Elios pelakunya tak lain adalah Jovan "Gak masuk akal banget ucapan lo"

"Yee kali aja bambank, gak ada yang tau" sungut Elios mengusap kepalanya yang terkena lemparan.

"Buka aja, kali aja penting" ucap Bryan.

Tangan Naraka terulur mulai membuka sampul kotak tersebut, kemudian membuka kotak tersebut. Matanya menyorot dingin tangannya yang meremat tutup tersebut hingga rusak. Hal itu menjadi pusat perhatian ketiga sahabatnya.

Naraka's (Revisi)Where stories live. Discover now