46

54.8K 3.4K 92
                                    

Linka memasuki kamar baby Hiero, semua masih sama tertata rapi dan manis. Naraka sebenarnya masih menyarankan Linka untuk menggunakan kursi roda namun hari ini ia melanggar dengan berjalan sendiri. Tubuhnya sudah baik-baik saja selepas operasi kemarin namun hatinya masih retak.

Pemuda itu sedang berada di sekolah karna persiapan ujian kenaikan sudah didepan mata. Niatnya ingin bolos namun Linka melarang. Naraka sudah menawarkan Linka untuk kembali bersekolah namun ia masih belum siap.

Hatinya berdesir memasuki ruangan tersebut, ia melangkah mendekati box bayi. Linka terduduk menatap kedalam disana terlihat bayangan bayinya yang tengah tidur pulas. Ia mengusap perlahan kulit lembut bayinya.

"Tidur yang nyenyak ya anak mommy. Hiero ku sayang." Matanya menatap penuh kelembutan bayangan tersebut, melupakan bahwa itu hanyalah ilusi.

Kemudian Linka melihat Hiero menangis ia yang panik segera mengangkat bayi tersebut.

"Sssst.... Anak mommy jangan nangis ya." Ucap Linka dengan menimang bayi tersebut.

"Sayangnya mommy."

"Hiero anak pintar."

"Hiero gantengnya mommy."

"Hiero kalo besar nanti harus jadi anak yang baik ya."

"Ssst.... Tenang ya sayang ada mommy disini."

Naraka baru pulang sekolah ia melangkah menuju kamarnya dan Linka namun tak ada siapapun disana. Ia agak panik kemana perginya Linka jangan sampai istrinya melakukan hal berbahaya.

Tanpa memperdulikan badannya yang lengket Naraka melempar tasnya asal, kemudian keluar kamar.

"Linka sayang kamu dimana?"

Lalu ia mencegat maid yang tengah lewat menanyakan keberadaan Linka namun tak ada yang tau.

Hatinya mulai tak nyaman ia membuka satu persatu ruangan sambil memanggil Linka, hingga kakinya berhenti pada salah satu ruang yang pintunya sedikit terbuka.

Kakinya baru akan melangkah masuk namun langkahnya terhenti, pemuda itu mematung mendengar dan melihat dengan mata kepalanya sendiri, wanita yang berdiri beberapa langkah darinya tengah berceloteh dengan riang.

"Ssst.... Sayangnya mommy pinter banget." Dada pemuda tersebut berdenyut nyeri melihat Linka tengah menggendong sebuah guling bayi.

Langkahnya semakin berat saat mendekati Linka. Hingga ia berdiri disebelah wanitanya. Linka yang menyadari ada sosok yang sedang berdiri disebelahnya pun menengok. Senyumnya mengembang, "Linka."

"Daddy udah pulang, lihat nih baby lagi tidur kamu jangan berisik sssstt....." Ucap Linka menyuruh suaminya untuk tak berisik.

Naraka memegang bahu Linka menatap dengan pandangan yang penuh rasa sesak, istrinya, wanita yang ia cintai tengah terguncang.

"Sayang." Panggil Naraka parau.

"Iya apa?" Balas Linka yang masih menimang guling dalam gendongannya.

"Sayang jangan gini." Ucap Naraka.

"Kamu apa sih yang jangan gini, aku lagi nidurin baby kamu diem takut baby kebangun." Balas Linka.

"Hieronya mommy." Lanjutnya.

Naraka mengusap kepala Linka dengan sayang. "Babynya kita taruh di box bayi dulu ya. Kamu belum makan siang kan, ayo makan dulu." Bujuk Naraka dengan sabar.

"Tapi.."

"Sayang, kamu juga perlu nutrisi yang banyak." Potong Naraka. Linka akhirnya meletakkan guling yang dianggap sebagai anaknya.

Naraka's (Revisi)Where stories live. Discover now