11

227K 7.2K 179
                                    

Linka memaksakan diri berangkat mengacuhkan saran Naraka. Dirinya sudah cukup banyak membolos, ia tak mau lagi tertinggal pelajaran.

Ia diantar oleh salah satu bawahan Naraka, mereka menuruti Linka setelah perdebatan panjang tadi pagi. Mengingat hal itu membuatnya jengah, apa maksud Naraka sebenarnya. Meski pemuda itu terlihat baik beberapa kali dan bahkan membelikannya ponsel baru tak membuat Linka percaya.

Naraka bisa saja berubah kembali menjadi monster yang menyeramkan, menyiksanya dan menyetubuhinya sesuka hati. Begitu malang nasibnya bukan, hidupnya hanya sendiri dan menjadi mainan Naraka. Pemuda yang sialnya kemarin menolongnya saat dalam bahaya. Tapi bahaya itu juga datang karna Naraka.

Penyebab semua rasa sakit yang dialaminya adalah Naraka. Linka berjalan memasuki sekolah, bisik-bisik terdengar di telinganya namun ia acuhkan. Kakinya segera melangkah cepat menuju kelas yang sudah terisi oleh beberapa orang.

Linka duduk di kursinya menelungkupkan tangan menyembunyikan wajahnya berharap jam belajar segera datang.

Olivia dan Grizella baru saja masuk ke kelas dan menemukan Linka yang sudah berada di kursinya. Keduanya segera duduk dengan Olivia yang duduk di meja depan Linka.

"Linka lo gak papa?" Tanya Grizella yang mendengar kejadian di toilet dari Bryan dan tentang perbuatan Naraka pada pelaku tersebut. Hampir semua tau hal itu namun tak ada yang berani melapor polisi atau bahkan polisipun sudah dibungkam oleh Naraka.

Linka mendongak menemukan wajah khawatir kedua sahabatnya. Senyum paksa Linka berikan ia tak mungkin memberi beban pada keduanya.

"Aku baik, kalian bisa lihat sendiri"

"Maafin gue Linka, harusnya kemarin nemenin dan jagain lo di toilet" ucap Olivia sangat menyesal ia sudah lalai menjaga sahabat yang sudah dianggapnya keluarga sendiri.

"Itu bukan salah kamu"

"Harusnya kita bisa jagain lo" timpal Grizella, Linka hanya menggeleng mereka tak salah. Semua ini bukan salah sahabatnya, ia tak suka melihat mereka merasa bersalah karna perbuatan yang bukan mereka lakukan.

"Tapi syukur deh lo gak papa" ucap Olivia.

Tak berselang lama guru datang pembelajaran berlangsung dengan tenang.

🍁🍁🍁

Kini mereka tengah berada di kantin, Grizella sedang memesan makanan mereka. Linka dan Olivia meja paling ujung, sengaja memilih meja itu karna malas menjadi pusat perhatian.

"Lo masih tinggal di tempat Naraka?" Tanya Olivia

"Masih, aku pingin pulang tapi Naraka gak bisa dibantah" keluh Linka. Meski rumahnya tak semewah dan sebagus mansion Naraka namun Linka tetap merindukan rumahnya.

Satu-satunya kenangan dari orang tuanya, Linka bersyukur mereka tak meninggalkan Linka hanya dengan rumah tapi beberapa asuransi pendidikan dan tabungan masa depan yang cukup menghidupinya hingga lulus kuliah.

Keluarga orang tuanya entahlah bahkan Linka belum pernah bertemu dengan mereka sejak kecil. Ia hanya tinggal bertiga dan sekarang hanya dirinya sendiri. Orang tuanya pergi meninggalkannya di dunia mengerikan ini Linka tak ingin membahas luka lama itu.

"Lo tau gue denger Naraka bunuh siswa dari sekolah lagi" bisik salah satu siswi yang tak menyadari jika hal itu terdengar hingga ke telinga Linka. Olivia sedang menghampiri Grizella yang tak bisa membawa makanan sendiri. Suasana kantin yang ramai membuat penjual makanan menjadi kewalahan jika harus mengantar satu-satu.

Naraka's (Revisi)Where stories live. Discover now