10

253K 7.5K 184
                                    

Naraka berjalan memasuki markas, anggotanya menyapa namun hanya diangguki oleh pemuda itu.

Ia berjalan menuju ruang bawah tanah, disana sudah terdapat ketiga sahabatnya. Dirinya harus membereskan hama pengganggu terlebih dahulu sebelum melakukan misinya.

"Mereka didalam" ucap Elios yang membukakan pintu untuk Naraka.

Didalam sudah terdapat Bryan dan Jovan yang tengah duduk menatap 6 orang yang terikat. Yah kalian ingat Lauren, Ruby dan Keira kan orang yang pertama melakukan pembullyan sekaligus dalang dari insiden kamar mandi tadi pagi.

Serta 3 pemuda yang menatap lapar pada Linka membuat miliknya menjadi ketakutan, Naraka kembali naik pitan mengingat insiden tadi.

"Lepasin kita heh"

"Kalian bakal kena marah Naraka karna udah ganggu gue" desis Lauren. Mereka belum menyadari jika Naraka juga didalam karna mata mereka tertutup kain merah.

"Emang Naraka baka ngapain sahabatnya?" Balas Jovan remeh. Jalang memang harus dibereskan bukan.

"Meski lo sahabatnya Naraka gak pandang bulu buat nyakitin lo karna udah ganggu cewenya" ucap Lauren yang masih percaya diri. Sementara kelima orang lainnya hanya diam meratapi nasib mereka yang entah akan bagaimana.

"Yakin lo cewenya?" Balas Bryan yang mulai kesal dengan kepercayaan diri cewe didepannya.

"Iyalah kalo gak percaya tanya aja Naraka"

Naraka berjalan menuju lemari yang berisi berbagai macam senjata dari mulai senjata tajam hingga senjata api. Ia mengambil sebuah pisau, ingin sekali dirinya merobek mulut sialan Lauren, mulut penuh bisa wanita ular itu harus lenyap bukan.

"Gue gak nyangka selera lo serendah ini Naraka" dengus Bryan

Lauren menjadi pucat pasi, tak menyangka Naraka sedang satu ruang dengan mereka.

"Gue juga baru tau selera gue rendahan gini" ucap Naraka dengan nada datarnya.

"Lepasin gue Naraka, kita cuma ngelakuin apa yang Lauren suruh" ucap Keira mencoba menyelamatkan diri.

"Gue juga mohon maaf Naraka, lepasin gue. Gue juga cuma disuruh Lauren" timpal Ruby.

"Maafin gue Naraka, gue juga cuma disuruh Lauren" ucap pemuda yang pertama

"Gue mohon lepasin gue Naraka, gue belum nyentuh Linka sama sekali gue juga cuma disuruh Lauren" ucap pemuda yang ke2, sementara pemuda yang terkena bogeman Naraka hanya diam, percuma memohon pada dewa kematian bukan.

"DIAMMM.... KEMANA AJA OTAK KALIAN TADI HAH" Bentak Naraka, sementara ketiga sahabatnya ikut membenarkan. Terlalu lancang untuk mengusik milik Naraka.

Suasana ruang tersebut menjadi hening. Terdengar suara langkah Naraka yang menggema.

Sretttt

Kain yang menutup mata Lauren terbuka, netranya bertemu dengan mata segelap malam milik Naraka.

"Lepasin gue Naraka, gue mohon, gue bakal ngelakuin apapun yang lo suruh" ucap Lauren memohon.

Plakkk

"Huh, harusnya lo pikir dulu sebelum ngelakuin itu semua bodoh" desis Naraka mengibaskan tangannya.

Bibir Lauren sobek saking kerasnya tamparan Naraka, matanya memerah merasakan perih di pipinya.

"Buka penutup mata mereka semua"

Dengan sigap Jovan, Bryan dan Elios membuka penutup mata mereka. Wajah mereka pucat pasi, melihat Naraka yang memerah marah. Matanya berkilat tajam siap memangsa tikus pengganggu didepannya.

Naraka's (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang