37

88.5K 4.6K 133
                                    

Malam telah tiba ruangan Linka kini terisi oleh kedua sahabatnya. Naraka sengaja mengundang kedua sahabat Linka agar wanita tersebut bisa sedikit terhibur. Meski ia harus mendapat makian dan umpatan dari kedua sahabat istrinya.

"Gimana udah mendingan? Kok bisa sampai masuk rumah sakit. Naraka jahatin lo lagi?" Tanya Grizella dengan mencecar apa yang terlintas di otaknya.

"Satu-satu kasian Linkanya pusing lo tanya kek naik kereta cepat" timpal Olivia.

"Sorry deh, ayo Linka cerita gimana?"

"Keknya aku kecapean terus perutnya jadi kram. Padahal aktivitasnya gak banyak di rumah." Balas Linka dengan tersenyum ia tak mungkin menambah keruh suasana sekarang. Nanti saja jika ia sudah berdamai dengan Naraka. Wanita yang tengah duduk bersandar hanya tersenyum ia senang setidaknya Naraka tak memaksanya dan lebih memilih mengundang kedua sahabatnya.

Meski mereka sedikit kurang yakin tapi tak ayal keduanya mengangguk. "Lo tau gak Linka. Mr. Alden guru magang kita keknya suka deh sama Olivia, tiap dikelas matanya gak lepas dari cewe beku kek Olivia." Bisik Grizella yang bahkan bisa didengar satu ruang. Sementara korbannya hanya menatap kesal.

"Mana ada, lo yang kegeeran kalo Mr. Magang tu liatin gue. Lagian mana mungkin sih Griz dia suka gue mimpi kali." Balas Olivia mencoba setenang mungkin.

"Yee... Gak ada yang gak mungkin, buktinya anak-anak yakin kalo tu guru muda liatin lo terus, jangan-jangan lo tunangan sama doi ya." Cerca Grizella, Linka hanya mengangguk membenarkan siapa tau Olivia kisah hidupnya seperti perempuan-perempuan diwattpad.

"Tanya aja sama tu guru." Kesalnya

"Keknya lo benci banget, awas bestie benci dan cinta beda segaris."

"Siapa tau nanti bisa jadi ftv guru pacar baruku." Kekeh Linka ia suka melihat Olivia mengeluarkan berbagai ekspresi seperti saat ini, perempuan tersebut berekspresi seakan mau muntah.

"Amit-amit dah gue." Olivia mengetuk ujung ranjang Linka berulang, ia sungguh tak ingin terlibat kisah asmara dengan guru muda tersebut.

"Awas kejadian. Fakta di lapangan kebanyakan sih gitu." Timpal Grizella.

"Udah jangan bahas dia mulu." Kesal Olivia. Mereka memaklumi dan kembali mengalihkan topik pembicaraan mereka.

_________

Malam kembali menyapa, Naraka baru selesai menyuapi Linka dengan paksaan. Memang sulit merubah sifat pemaksanya, ia masih setia duduk disebelah Linka yang mulai memposisikan tidurnya. Besok wanita tersebut sudah bisa kembali ke rumah, Linka sudah tak menolak keberadaannya namun lebih mendiamkan dan mengacuhkannya, hal itu membuat Naraka tak nyaman sebelum wanita tersebut memaafkannya.

"Istirahat yang nyenyak my sweet heart." Naraka mengecup dahi Linka lalu mengusap perutnya. Ia berjala menuju sofa besar yang bisa menampung dirinya untuk beristirahat.

I

a mulai merebahkan diri menutup matanya sebentar, ia butuh istirahat setelah seharian ikut mencari data tentang Sofia. Linka masih terjaga, ia hanya berpura-pura tidur tadi.  Ia berbalik menatap Naraka yang tengah tertidur, terlihat pemuda itu yang kelelahan. Ia bisa memaafkan dengan mudah dan percaya pada Naraka, namun ketakutannya akan pemuda itu yang bisa sewaktu-waktu menghempaskannya. Masih berharap ini semua hanyalah mimpi.

Pagi harinya selepas Sarapan dan melepas infus, Naraka membawa sebuah kursi roda ke dekat ranjang Linka. "Aku bisa jalan sendiri." Keluhnya.

"Engga, aku gak mau ngambil resiko yang lebih buruk." Putus Naraka, ia tak ingin Linka harus lelah berjalan hingga parkiran.

Naraka's (Revisi)Where stories live. Discover now