14

219K 8.3K 464
                                    

Linka masih duduk termenung di kelas, meski hanya tinggal dirinya sendiri di sini. Ia tengah menunggu Olivia yang membelikannya barang pengecek kehamilan tersebut.

"Nih Lin, semoga hasilnya negatif. Lo kabarin gue nanti ya"
Yang ditunggu akhirnya tiba, Olivia duduk disebelah Linka menyerahkan barang tersebut.

"Makasih" Linka segera menaruh plastik tersebut ke dalam tasnya.

Naraka sudah berdiri didepan pintu kelas melihat Linka yang masih mengobrol dengan Olivia. Ia berjalan mendekat kearah meja.

Linka yang menyadari kehadiran Naraka segera mengenyahkan wajah paniknya, jangan sampai Naraka tau apa yang ia beli tadi.

"Balik sekarang" ucap Naraka berdiri menatap datar.

"Aku pulang dulu ya, kamu hati-hati di jalan" ucap Linka yang berdiri menghampiri Naraka.

"Hati-hati Linka" balasnya menatap punggung kedua manusia berbeda jenis itu dengan miris.

Berharap Linka selalu dalam lindungan dan bahagia. Tapi Naraka bukan pilihan kebahagiaan, kapan kebahagiaan menghampiri sahabatnya. Ia cuma bisa berdoa jika hasilnya positif Naraka akan bertanggung jawab dan tak membunuh darah dagingnya apalagi menyakiti Linka lagi.

Suasana mobil hening, Naraka menatap lurus kearah jalan ekspresi pemuda itu tak bisa ditebak apa yang ada dalam pikirannya.

Linka hanya menatap keluar jendela meratapi kehidupannya yang semakin tak jelas dan dalam kendali pemuda di sebelahnya.

Setelah sampai ia segera turun tanpa berucap dahulu pada Naraka. Pemuda itu hanya menatap datar ah ia sedikit tak suka diacuhkan oleh Linka.

Linka segera berjalan menuju kamar mereka, mengganti baju didalam kamar mandi kemudian memilih duduk di ranjang. Menunggu Naraka mengganti pakaian baru ia akan mencoba alat tadi.

Naraka masuk ke kamar mengambil bajunya kemudian menuju kamar mandi ia butuh air untuk menyegarkan dirinya. Sementara Linka terbiasa mandi saat akan tidur.

Suara gemericik air terdengar dari luar, Linka mengeratkan perutnya ia kembali ingin mual. Ia mengetuk dengan cepat pintu kamar mandi. Tak akan sempat jika ia harus turun ke kamar mandi bawah.

"Nara...umhhh ka..." Tangan kirinya menutup mulut dengan tangan kanan yang terus memukul pintu.

"Apa mau lo" geram Naraka yang hanya berbalut handuk dari pinggang sampai lutut saat membuka pintu namun Linka segera menerobos memuntahkan isi perutnya namun hanya lendir putih.

"Uekkk... Uekkk..."

Naraka menghela nafas, ia kembali mendekat bukannya jijik.

"Maaf... Uekk..."

Jarinya memijat tengkuk Linka agar terasa lebih baik, mandinya terganggu saat akan marah ia malah dihadapkan dengan wajah Linka yang memucat.

Linka berjongkok mengembalikan kekuatannya. Ia menatap Naraka yang masih disebelahnya, terkadang ia bingung dengan segala tingkah Naraka yang menyakiti sekaligus menyembuhkannya.

"Udah mendingan?"

"Udah, maaf ganggu kamu mandi"

"Emang ganggu, baru sadar?" Balas Naraka. Lihat pemuda itu memang suka membolak balikkan perasaan seseorang.

🍁🍁🍁

Hampir setengah jam Linka duduk diatas kloset. Jika kalian tanya apakah Linka sudah melakukan test kehamilan tersebut? jawabannya sudah. Apakah ia sudah melihatnya? Belum, ia masih menguatkan hatinya yang bergemuruh tak tenang.

Naraka's (Revisi)Where stories live. Discover now