28

125K 6K 347
                                    

Malam semakin larut pasangan muda kita tengah bergulung dalam selimut, Naraka memeluk Linka dari belakang. Wanita tersebut mengerjapkan mata perutnya terasa lapar saat ini. Tangannya terulur meraih ponselnya di nakas. Tengah malam telah lewat dan sekarang pukul 01.00 dini hari. Ia menghela nafas, rasanya ingin membangunkan pemuda disebelahnya tapi ia kasihan. Pelukan Naraka sangat erat pada badannya, ia mengusap perutnya yang terasa lapar.

Hal yang baru ia rasakan, mungkin karna efek kehamilan ia jadi mudah lapar. Namun tak biasanya tengah malam seperti ini. Linka mencoba mengalihkan rasa laparnya dengan membuka media sosial. Menscroll berbagai sosial media yang ia punya.

Sial memang bukannya rasa laparnya hilang kini semakin meronta setelah melihat sebuah postingan masakan berkuah pedas tersebut. Kembali menghela nafas ia memilih menutup ponselnya, mencoba memejamkan matanya dengan grusak grusuk persetan dengan Naraka yang akan bangun ia hanya ingin tidur kembali.

Naraka merasa terusik ia membuka matanya menatap istrinya yang memunggunginya. Tangannya mengucek mata mencoba menyadarkan dirinya.

"Kenapa hmm?" Tanya Naraka yang menyadari jika Linka bangun entah sejak kapan.

Linka berbalik menatap Naraka matanya terlihat memelas menggemaskan di penglihatan pemuda itu. Tangannya mengusap pipi Linka yang hangat.

"Laper..." Cicit Linka

"Mau aku panggilin maid biar masak?" Tawar Naraka yang dibalas gelengan oleh Linka.

"Terus?"

"Gak tau" balas Linka

"Mau aku beliin?" Tawar kembali. Memang butuh kesabaran ekstra jika bersama dengan wanitanya yang lembut seperti Linka.

"Emamg masih ada yang buka jam segini?" Hey mana ada yang buka pukul tengah malam, kalaupun ada hanya makanan siap saji. Apa Naraka memperbolehkannya makan makanan instan jam segini.

"Kamu lupa siapa suamimu. Kalo gak buka nanti aku bakar tempat makannya" bangga Naraka, haduh apa hal itu bisa di sombongkan untuk saat ini.

"Apaan sih, gak boleh kek gitu tau."

"Terus kamu mau makan apa sayang, jangan nahan lapar gak baik buat kesehatan kalian"

"Kamu yang masakin aku makanan boleh ya" tanya Linka dengan nada harap. Ahh Naraka tak bisa jika begini, ia tak tega menolak permintaan Linka.

"Oke, sekarang kita turun atau kamu mau nunggu disini?" Tanya Naraka.

"Ikuttt" balas Linka. Naraka berdiri kemudian berjalan ke sisi ranjang Linka. Wanita tersebut baru akan ikut bangkit namun Naraka dengan cepat meraih Linka menggendongnya tanpa permisi.

Linka yang malas berdebat hanya mengalungkan tangannya. Naraka berjalan dengan pelan agar mereka tak jatuh hingga tiba di dapur. Ia mendudukkan Linka pada kursi yang berhadapan langsung dengan area memasak.

"Mau dimasakin apa?"

"Apa aja, terserah kamu tapi jangan lama-lama" pesan Linka.

Naraka berbalik mulai meracik bumbu, ia akan membuat masi goreng karna hanya menu itu yang paling mudah, praktis dan cepat matang.

Linka menatap punggung tegap Naraka yang bertelanjang dada, ah ia lupa memberitahu kalian jika kebiasaan Naraka saat tidur tak memakai baju dan hanya menggunakan celana kain yang nyaman untuk dipakai tidur.

Lekukan tubuh dengan pahatan yang sempurna bagi pria, Linka terkagum melihat pemandangan dari arah sini, Naraka sangat tampan jika sedang begini. Tak berselang lama masakan Naraka telah tersaji. Ia membawa piring tersebut didepan meja Linka.

Naraka's (Revisi)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें