5

300K 8K 159
                                    

Hari sudah menjelang siang, namun seorang perempuan masih bergelut dalam selimut, ia semakin mengeratkan selimutnya rasa dingin menusuknya. Ingin membuka mata namun kepalanya terasa sangat sakit.

Padahal hari ini adalah waktu sekolah namun ia hampir tak bisa beranjak dari ranjangnya. Badannya terasa sangat lemas sepertinya ia terserang demam karna mandi terlalu lama kemarin. Lemah sekali badannya, bukan hanya badannya namun juga mentalnya lemah.

Sementara di sekolah Naraka tengah berjalan dengan aura dingin, tak ada yang berani menyapa atau bahkan menatap pemuda itu. Ia menuju kelas seorang yang menjadi mainannya akhir-akhir ini. Berani sekali perempuan itu tak muncul dihadapannya hari ini setelah diberi kebebasan pulang kemarin. Ah perempuan itu semakin melunjak ternyata.

Naraka akan memberi perempuan itu pelajaran, berani sekali bermain-main dengannya.

Brakk

Pintu terbuka, hampir seluruh penghuni kelas terkejut namun tak berani memarahi pelaku. Naraka berjalan menghampiri Grizella dan Olivia.

"Dimana Linka"

"Mau apa lo hah!" Balas Grizella dengan emosi. Entahlah, setiap melihat wajah Naraka mudah sekali tersulut amarah ditambah tindakan gila Naraka pada Linka sahabatnya.

"Gue gak ada urusan sama lo, yang gue tanya saat ini. Dimana Linka"

Olivia menahan bahu Grizella, ia menggeleng menahan sahabatnya agar tak kembali menjawab dengan emosi, jangan sampai mereka ikut jadi bulanan Naraka, nanti siapa yang akan menjadi tempat beradu Linka.

"Linka gak berangkat, udah puaskan? Sekarang silahkan lo pergi" balas Olivia ia sama malasnya dengan Grizella saat berhadapan dengan Naraka. Pemuda yang tak punya rasa kasihan atau bersalah.

"Ajari temen lo ini cara bicara sama gue" ucap Naraka menunjuk Grizella lalu pergi meninggalkan kelas.

"Kok lo kasih tau sih"

"Lo mau kelas kita ancur? Naraka gak akan berhenti sebelum tau dimana Linka" balas Olivia ia tau Grizella juga tak mau Linka bertemu Naraka namun hal itu tak baik untuk keadaan kelas. Pemuda itu bisa dengan mudah menghancurkan seisi kelas.

"Semoga Linka baik-baik aja" batin mereka berdua.

Naraka menuju kantin ia perlu minuman dingin untuk dirinya.

"Dari mana lo" ucap Bryan menghampiri Naraka yang sedang membeli minum dingin.

"Kelas"

"Gue tadi dari kelas gak ketemu lo"

"Kelas Linka"

Bryan menatap Naraka tak paham untuk apa pemuda itu mencari Linka.

"Jangan bilang..." Bryan mengenyahkan pikirannya yang kembali melayang tentang postingan instagram Naraka.

"Seperti yang lo pikirin" balasnya enteng.

"Lo gila. Anak orang jangan lo mainin"

"Dia udah gak punya orang tua, gue gak mainin anak siapapun" balasnya

"Lo bakal nyesel pernah jahat sama Linka" ucap Bryan berlalu meninggalkan Naraka, cukup sudah ia mendengar fakta gila Naraka. Benar-benar pemuda itu sudah tak punya hati.

"Loh, lo gak jadi makan ian" tanya Elios yang berjalan dengan Jovan menuju kantin.

"Udah gak laper" balasnya lalu berjalan pergi.

"Kenapa tu orang" tanya Jovan.

Elios mengedikkan bahu tak tahu "Pms kali"

"Dia cowo anjing"

Naraka's (Revisi)Where stories live. Discover now