44

50.1K 2.5K 67
                                    

"Sekarang cerita, bagaimana keadaan babynya semua baik-baik aja kan, Naraka?" Tanya Linka tak sabar.

Naraka meraih tangan Linka menggenggamnya dengan hangat. Kalimatnya tercekat pada ujung lidah melihat wajah Linka yang tengah penasaran.

"Naraka..." Panggil Linka sekali lagi. Ia tak mau berpikir buruk akan apa yang terjadi.

"Maaf..." Ucap Naraka.

"Kenapa minta maaf. Harusnya aku yang minta maaf sama kamu."

"Engga sayang, maafin aku. Aku gagal buat selametin baby kita."

Degghhh.....

Jantung Linka terhenti sejenak, denyutan terasa menyakitkan. pendengarannya pasti salah babynya tak mungkin pergi meninggalkannya sendiri.

"Jangan bercanda deh.. gak lucu tau, jadi dimana ruangan baby kita aku mau lihat. Dia pasti udah kangen sama mommynya." Ucap Linka dengan senyum yang terangkat, ya pasti bayinya sedang berada di ruang perawatan.

"Sayang... Jangan gini, maafin aku karna gagal selametin babynya. Dia pergi ninggalin kita sekarang." Balas Naraka menarik Linka dalam dekapannya.

"Kamu bohong kan. Ini semua pasti gak bener. Naraka..." Ucap Linka yang masih menyangkal kebenaran yang ia dengar.

"Naraka kamu bohong kan."

"Maaf. Babynya gak bisa selamat karna kondisinya lemah dan harus lahir sebelum waktunya." Balas Naraka menenggelamkan Linka dalam pelukan hangatnya.

"Gak mungkin, baby pasti masih hidup, dia gak mungkin ninggalin mommynya. Baby....." Teriak Linka yang sudah berlinang air mata. Rasanya sangat sakit untuknya, bayi yang sudah mereka tunggu kehadirannya pergi dalam semalam.

"Tolong bangunin aku kalo semua ini cuma mimpi buruk." Ucap Linka tersengal.

"Aku juga mau bangun sayang dan berharap semua hanya mimpi buruk buat kita, tapi gak bisa." Balas Naraka ikut meneteskan air matanya kembali.

"Ini salah aku, harusnya aku gak ceroboh pasti baby masih bisa hidup. Aku mommy yang jahat Naraka, aku benci diri aku karna gak bisa jaga baby. Maafin aku harusnya aku gak ceroboh." Raung Linka dalam pelukan Naraka.  Hancur sudah semuanya, ia merasa sangat bersalah pada anaknya. Harusnya, harusnya dan harusnya namun nyatanya semua hanya sebuah angan.

"Maafin aku... Aku bodoh..." Ucap Linka yang merasa sangat tertekan.

"Kamu gak salah, ini ujian buat kita." Balas Naraka mengusap bahu Linka.

"Aku... Minta maaf karna.. gak bisa jagain baby..." Linka meluruh matanya terpejam tak sadarkan diri mengetahui fakta yang menyakitkan.

"Linka sayang."

"Linka hey."

"Linka bangun." Ucap Naraka menepuk pipi Linka namun tak ada respon. Ia merebahkan Linka kemudian memanggil dokter untuk memeriksa kondisi istrinya.

_____

Tatapannya kosong kedepan seolah bisa menembus dinding rumah sakit. Tangannya terulur mengusap perutnya yang telah rata. Air matanya seolah belum cukup banyak untuk menunjukkan seberapa hancur dirinya.

Hari sudah gelap, ia menangis dalam diam, Naraka pemuda itu berada di sofa dirinya tak sengaja terlelap karna terlalu lelah hampir 3 hari ini dia tak bisa tidur karna mencari Linka dan mengurus para hama.

Linka menangis kembali dalam diam, ia sudah sadar saat hari menjelang tengah malam. Malam ini langit gelap menjadi salah satu bukti raganya yang kehilangan nyawa. Ibu mana yang tak akan sedih jika kehilangan buah hatinya.

Naraka's (Revisi)Where stories live. Discover now