43

59.5K 3.7K 269
                                    

Markas mereka malam ini sangat mencekam, Elios yang berjalan dibelakang Naraka sampai bergidik ngeri. Baiklah siapa yang tak akan marah jika seseorang sampai menyakiti istrinya dan membuat anaknya meninggal dunia. Elios pasti juga akan semarah Naraka.

Naraka berbelok pada sebuah ruangan yang berisi berbagai senjata api dan tajam. Ia segera mengambil sebuah pistol dan sebilah pisau.

Diruang bawah tanah sudah ada Bryan dan Jovan yang berjaga, "mereka udah di dalem."

Naraka masuk sudah ada dua orang yang duduk terikat disana. Sofia terus saja menangisi ajalnya yang sudah didepan mata sementara William hanya menatap dengan seringai. William gila, mungkin pemuda itu memiliki kepribadian ganda.

"Gimana keadaan anak lo? Pasti udah di alam baka kan?" Tanya William menatap Naraka dengan seringai yang lebar.

Bughh...

Sebuah pukulan ia berikan, namun tawa pemuda itu semakin keras. Sofia bahkan sampai merinding meski ia sama diambang kematian.

"Hahahahha.... Benar berarti! Salahkan saja Linka yang manis dan polos memakan makanan dari gue tadi siang yang sudah di campur obat penggugur." Tawa pemuda tersebut mengudara dengan keras. Bahkan tak memperdulikan sudut bibirnya yang sudah berdarah.

"Sialan lo William." Naraka mendekat dengan tangan yang memegang sebilah pisau.

"Ini tangan yang udah jahat sama Linka."

Sret....

Ujung tajam menggores sepanjang lengan William. "Akhhhh......" Jeritan kesakitan terdengar sangat merdu bagi Naraka.

"Ini bibir yang udah ngomong jahat sama istri gue." Naraka kembali memberi goresan pada sudut bibir mengarah ke telinga seperti tawa joker.

"Kalo lo ada masalah sama gue cukup hadapi gue jangan bawa sosok yang gak bersalah dalam hidupnya sama lo." Geram Naraka.

Jleb

Jlebb

Pemuda itu menusuk dua kali perut William hingga mengucur darah segar. Aroma anyir menusuk penciuman mereka. Kemudian ia berjalan menuju ke sudut ruangan. Mengambil dua suntikan lalu mengisinya dengan obat yang akan ia gunakan pada William dan Sofia.

Kakinya menggema mendekati William yang tengah tersungkur. "Ada kalimat terakhir?" Tanya Naraka.

"Semoga lo dan Linka selalu di landa kesedihan dan tak pernah bisa bahagia." Kekeh William yang sudah diambang kematian.

"Lo yang akan menuju rasa sakit yang gak berujung William." Lalu Naraka menyuntikkan sebuah racun yang akan membuat William terbakar dari dalam namun pemuda itu akan hidup selama tujuh hari dengan penuh siksaan.

"Akhhhh apa yang lo lakuin pada tubuh gue sialan." Teriak William mulai kesakitan.

"Selamat menikmati 7 hari neraka dunia mu William." Ucap Naraka lalu beralih pada Sofia.

"Sofia... Sofia.... Lo udah berulang kali ngusik kehidupan gue yang tenang. Wanita yang tak tahu malu dan tak tahu diri seperti lo harus diberi pelajaran apa ya." Tanya Naraka dengan wajah datar.

"Maafin gue Naraka, gue terpaksa melakukan itu semua karna ancaman William pada ibu gue." Balas Sofia dengan wajah yang sudah berlinang air mata. William mengancamnya akan membunuh dan menyakiti ibunya jika tak mengikuti perintah pemuda tersebut.

"Gue gak peduli, harusnya lo sadar diri siapa yang lo ajak bermain."

"Maafin gue Naraka. Gue beneran terpaksa." Sofia terus saja meminta maaf pada Naraka namun tak ada balasan.

Naraka's (Revisi)Where stories live. Discover now