4

334K 7.6K 45
                                    

Linka berjalan menunduk sepanjang koridor. Kulit lehernya tertutup conciler pemuda itu meninggalkan banyak bekas keunguan. Membuat dirinya merasa sangat kotor. Di koridor menjadi bahan pandangan antara kasihan dan jijik. Rambutnya tergerai menutupi arah pandangnya ke sekeliling.

Ia mengigit bibir miris meratapi nasibnya. Siapa yang tak mendengar Naraka tak pernah melepas sekalipun korbannya, sejauh apapun korban itu berlari Naraka akan menemukannya.

Memasuki kelas yang bising langsung diam akan kedatangan Linka. Ia memilih langsung duduk di kursinya tanpa menghalau sekitar. Jarinya saling meremas menghalau rasa gugup. Hari ini ia bisa bersekolah namun tak tau apa yang akan terjadi padanya.

Kursi sebelah bergoyang kedua sahabatnya sudah datang. Olivia mengusap bahu Linka membuat ia terjengat.

"Linka are you okay?"

Linka hanya menggeleng tanpa bersuara, berat rasanya mengetahui fakta menjijikan hidupnya. Olivia hanya menghela nafas ia ikut menatap tak tega pada Linka.

Sebuah ponsel menyala tepampang didepan wajah Linka.

"Itu lo?" Tanya Grizella, Linka melihat itu. Postingan Naraka membuat hatinya mencelos ia sudah seperti penghangat ranjang bukankah itu faktanya saat ini.

"Gak usah dijawab gue tau" balas Grizella

"Aku kotor" gumamnya masih bisa didengar keduanya.

"Hey, lo ga kotor" ucap Olivia

"Naraka keterlaluan. Gue akan balas pria sialan itu" Grizella baru akan bangkit dari kursi lengannya sudah ditahan. Orang yang mencegahnya adalah Linka dengan mata yang memerah entah sejak kapan.

"Jangan. Aku gak mau kamu dapet masalah"

"Tapi Linka ini udah keterlaluan"

"Please tolong. Kalian selalu di sisiku udah lebih dari cukup"

Grizella kembali duduk. Ia menatap Linka dengan pandangan rumit. Perempuan selembut Linka sialnya harus bertemu dengan pria brengsek seperti Naraka.

Tangannya terulur menggenggam jemari Linka. Memberi kekuatan bahwa mereka tetap akan berteman dengan Linka seburuk apapun kondisinya.

"Lo tau kita selalu ada di sisi lo" ucap Grizella

"Seberapa sulit keadaannya kita akan selalu disini" timpal Olivia

"Makasih" ucap Linka dengan sebutir air mata yang menetes. Tangannya buru-buru mengusap hal itu.

Olivia Grizella memeluk Linka dengan erat merasa semesta terlalu kejam akan hidup Linka

_____

Linka baru keluar dari kamar mandi badannya sudah kembali terdorong masuk. Naraka siapa lagi kalau bukan pria itu yang akan mengganggunya.

Ia mencoba meronta, matanya menyorot ketakutan yang ditangkap oleh netra gelap Naraka dengan seringai.

"My lill bunny ketakutan huh? Padahal kita mau bermain hal menyenangkan"

"Jangan, aku mohon"

Sialnya Naraka telah mengunci pintu toilet, tempatnya yang berada di ujung membuat jarang dikunjungi oleh siswa.

"Jangan hmmm, kita akan bermain. Bukannya lo juga suka dengan permainan ini" tangan Naraka sudah terselip diantara paha Linka dan membelai kewanitaannya dari luar celana dalam.

"Hmmpphh" Linka mencoba menahan tangan Naraka, ia menggigit bibir bawahnya guna menahan desahannya.

"

Naraka's (Revisi)Where stories live. Discover now