08 - Pinch

34.4K 5.8K 5.4K
                                    

Follow instagram for spoiler etc: @virda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow instagram for spoiler etc:
@virda.aputri @caka.elvano @alanagioni @alvarez.atmaja @bilal.aditama @zealakeisha

Don't forget to follow my wattpad account ❣︎

❤︎❤︎❤︎

Maaf aku terlambat update. Aku banyak deadline jadi ya gitu deh 🥹 semoga kalian bisa maklum.
Komen di setiap paragraf, ya, Pino 🫶🏻 Biar gemes.
Thankiess 💋

❤︎❤︎❤︎

♪ My Everything - Ariana Grande
♪ Gasoline - Leyla Blue

❤︎❤︎❤︎

Di sepanjang perjalanan, benar-benar tidak ada percakapan. Alana maupun Caka sama-sama diam. Alana memeluk Caka erat, masih tidak berhenti menangis karena shock dengan apa yang terjadi. Dadanya sesak melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana Caka diperlakukan.

Bodohnya Alana tidak bisa melakukan apa-apa selain diam memperhatikan wajah datar Caka yang dimaki. Kata maaf itu sungguh membuat Alana semakin deras mengeluarkan air mata.

"Kamu tinggal sama aku aja," ujar Alana di sela isaknya.

"Kasihan sama gue? Makanya mau mungut?" tanya Caka santai. Ia tidak bermaksud menyinggung, hanya bergurau. Namun gurauan Caka kali ini bukan di waktu yang tepat.

"Nggak gitu Kak Caka, kenapa Kak Caka selalu mikir buruk terus, sih?"

Caka menarik tangan Alana yang sempat terlepas dari pinggangnya. "Pegangan yang kuat, Lan," ucapnya mengalihkan pembicaraan.

Sepanjang perjalanan Caka tidak protes Alana memeluk pinggangnya. Karena sesungguhnya Caka butuh pelukan itu. Ini pertama kalinya ada yang memeluknya usai dimaki ibu tirinya. Caka merasa ia berharga barang sedetik.

"Rumah aku yang itu," tunjuk Alana pada bangunan mewah di perumahan elit tempatnya tinggal.

Caka berhenti di depan gerbang. "Gue antar sampai sini, ya?"

"Ayo masuk dulu."

"Udah malam. Nggak enak sama orang tua lo. Udah sana masuk."

"Mami sama papi nggak di rumah. Aku sendirian. Cuma ada Mbak."

"Gue mau istirahat, Lan. Capek."

Alana turun dari atas motor, ia membuka gerbang dan masuk tanpa sepatah kata. Alana sengaja tidak menyerahkan helm Caka agar laki-laki itu mau menuruti ucapannya.

"Lan, helm gue," keluh Caka merasa benar-benar lelah.

"Ambil sendiri. Aku taruh di dalam."

Caka menyerah, ia masuk ke dalam halaman rumah Alana setelah satpam membuka lebar gerbang. Untuk melawan dan menolak, Caka tidak punya tenaga lagi. Ia benar-benar lelah.

Strawberry Cloud [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang