53 - Fact

22.5K 3.8K 5.4K
                                    

Vote dulu ya sebelum baca 💗 komen di setiap paragraf biar gemes 🌷💗 happy reading 🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dulu ya sebelum baca 💗 komen di setiap paragraf biar gemes 🌷💗 happy reading 🌹

❤︎❤︎❤︎

"Pegang ucapan gue. Sekali lo bikin salah, gue buat lo pisah sama Alana. Gue bakal berdiri paling depan buat lihat lo menderita. Tunggu aja saat itu."

Caka tidak takut sama sekali. Dengan santai dia meninggalkan yang lain.

Aisyah yang sedari tadi diam tidur di pangkuan Bilal pun mulai kesal karena sekelilingnya berisik. Dia duduk dan berteriak sebal, "Kalian semua berisik!"

Bilal terlonjak seraya mengusap dadanya. "Beb! Kenapa harus teriak sih?" protesnya.

Alvarez menggeleng menyaksikan tingkah teman-temannya yang absurd karena pengaruh alkohol. Lelaki itu bangkit, "Gue mau tidur, pusing."

"Gue juga," sahut Aisyah. Dia berdiri hendak menyusul masuk vila, namun karena kepalanya sangat pening dan pandangannya buyar, Aisyah terjatuh sedetik setelah kakinya berdiri.

"Astaga, Beb." Bilal merangkul pundak Aisyah, membantunya untuk berjalan.

Namun Aisyah justru naik ke atas sofa, menjatuhkan tubuhnya pada pundak Bilal dengan tangan melingkar di lehernya. "Gendong, Beb. Aku pusing nggak bisa jalan."

"Lain kali aku nggak mau kamu mabuk! Udah tahu nggak kuat minum banyak!" omel Bilal.

"Ayo jalan, Beb! Jalan! Pusing kepala aku! Kamu jangan ngomel!"

Sebelum masuk, Bilal menatap bergantian Dhaziell dan Nadir yang masih duduk berdua. "Bang Ziell, Nad, kalian nggak masuk?" tanya Bilal.

"Duluan aja," balas Dhaziell.

❤︎❤︎❤︎

Alvarez tidak ke kamarnya sendiri, langkah kakinya justru menuju arah kamar Zea dan Nadir yang terletak di lantai bawah. Dalam kondisi setengah mabuk, Alvarez tidak berpikir panjang untuk langsung membuka pintu tersebut.

Samar-samar Alvarez melihat Zea tidur di bawah selimut. Ia tersenyum senang, kemudian naik dan ikut bergabung tidur di samping Zea. Alvarez masuk ke dalam selimut, mendekat dan memeluk tubuh mungil Zea dari belakang. "Bayi aku udah tidur," ucapnya.

Zea terkejut, padahal sedetik lagi dia berhasil masuk ke alam mimpi namun gagal merasakan sebuah tangan besar melingkar pada pinggangnya. Gadis itu berontak, namun Alvarez mengunci pergerakan Zea dengan semakin mendekapnya erat. "Jangan gerak, aku pusing," ucap Alvarez.

Strawberry Cloud [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang