16 - Menghilang

33.2K 5.4K 7.4K
                                    

❥ Follow instagram : @virda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow instagram : @virda.aputri dan bayi-bayi aku : @caka.elvano @alanagioni @alvarez_atmaja @zealakeisha @bilal.aditama

Vote dan komen di setiap paragraf biar kiyod

AU Bilal yang judulnya P.S because I Love B bisa kalian baca di Instagram @pincastory

❤︎❤︎❤︎

Janji Kita - Mahalini, Nuca

❤︎❤︎❤︎

Alana tidak berhenti menangis di dalam kamarnya yang gelap seorang diri. Ia seperti tidak punya alasan untuk bersekolah lagi. Ia ingin menghilang, ingin pergi dari IHS untuk selama-lamanya agar tidak bertemu dengan cowok bernama Caka lagi. Rasanya terlalu menyesakkan.

"Kak Caka jahat banget," isak Alana menepuk-nepuk dadanya yang semakin sesak mengingat kejadian di mana Caka berdua membicarakan dirinya dengan Anjani di ruang OSIS. Dan yang paling membuat sesak adalah saat Caka hendak mencium Anjani, hal itu yang paling menyakiti Alana.

Alana mulai menyesal karena saat di sekolah tadi ia tidak mau mendengar penjelasan dari Caka. Ia dilanda rasa cemas karena hal itu. Namun saat di sekolah tadi, Alana tidak bisa mengatur perasaannya. Ia terlanjur marah dan kecewa kepada Caka.

Alana kembali membaca obrolannya bersama Caka. Rasanya tidak mungkin Caka berubah hanya dalam waktu semalam. Bisa jadi Caka memang membenci Alana dan berpura-pura baik. Memikirkannya saja sudah membuat kepala Alana pusing.

"Gue nggak bisa nangis dan bersikap menyedihkan kayak gini. Ini bukan Alana banget!" Dengan kasar Alana menghapus sisa air mata yang mengalir di kedua pipinya. Gadis itu beranjak dari atas tempat tidurnya. Tanpa mengganti pakaian, Alana mengambil kunci mobil dan pergi untuk menemui Caka. Alana sudah putuskan untuk menyelesaikan masalahnya.

Sesampainya di depan sebuah cafe, Alana tidak langsung turun. Ia memperhatikan Caka dari dalam mobilnya. Dia terlihat baik-baik saja, dan sikapnya juga dingin seperti biasa. Bahkan saat melayani custumer, ia tidak tersenyum sama sekali. "Cih! Dasar es batu berjalan! Apa sih yang ada di dalam pikiran pemilik cafe? bisa-bisanya terima pegawai jutek, dingin, dan nyebelin kayak gitu," komentar Alana.

Kini Alana dilanda kebingungan tak berdasar antara ia harus turun untuk menanyai Caka atau tidak. Rasanya tidak adil untuk Alana. Caka seperti memberinya sebuah harapan dengan menerbangkan perasaannya, kemudian menjatuhnya tanpa aba-aba. Kini Alana hancur lebur dan bingung bagaimana menyatukan serpihan dirinya lagi.

Lama berpikir, tak terasa Alana hanya diam duduk memperhatikan Caka selama dua jam lamanya. Mulutnya saja bilang membenci Caka, tapi tidak dengan hatinya yang masih memuja-muja cowok itu.

"Aku sesuka ini sama Kak Caka, tapi kenapa Kakak tega banget buang perasaan aku kayak gini? Kakak pikir nggak sakit?"

Caka membalikkan papan open menjadi close. Cowok itu mematikan lampu utama cafe, dan keluar dari sana. Alana memperhatikan langkah Caka yang berjalan menuju samping cafe. Dia menyandarkan punggungnya, kemudian merokok di sana.

Strawberry Cloud [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang