47 - Pertandingan

25.6K 4.3K 5.4K
                                    

Vote dulu ya sebelum baca 💗 komen di setiap paragraf biar gemes 🌷💗 happy reading 🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dulu ya sebelum baca 💗 komen di setiap paragraf biar gemes 🌷💗 happy reading 🌹

❤︎❤︎❤︎

Caka menyetir mobil Alana untuk menuju ke sirkuit. Hari itu Caka ada pertandingan, dan dia tidak boleh terlambat. Nasibnya ditentukan di pertandingan tersebut. Ia akan disaksikan oleh orang yang akan mensponsorinya.

Caka sibuk menyetir mencari jalan pintas, sedang Alana sibuk menyuapi Caka sarapan karena lelaki itu tak sempat sarapan di apartemen. "Kak Caka buka mulutnya lebar," titah Alana mengarahkan sesendok nasi lengkap dengan lauknya ke mulut Caka.

Rahang tegas Caka terlihat begitu maskulin saat mengunyah makanan. Bahkan pipi yang membulat karena kunyahan makanan tidak mengurangi kadar ketampanan seorang Caka Elvano. "Pantesan banyak yang naksir kamu, Kak," celetuk Alana.

"Kenapa?" balas Caka dengan suara tidak jelas karena tengah mengunyah.

"Ganteng."

Caka sampai tersedak menerima pujian gamblang yang Alana lontarkan. Meski sering memujinya, tetap saja Caka harus menyiapkan diri agar tidak salah tingkah secara terang-terangan seperti sekarang.

Mendapati kekasihnya terbatuk, Alana segera menutup kotak bekal yang sudah tinggal sedikit tersebut, kemudian mengambil sebotol air putih. "Minum Kak Caka, minum yang banyak!" panik Alana. Caka menegak air putih sampai habis, dengan mata yang berusaha fokus pada jalanan. Alana mengusap punggung Caka, "Pelan-pelan, Kak."

Sesampainya mereka di sirkuit, Caka berlari kecil mengejar waktu. Ia melirik Alana. "Babe, bisa agak cepat larinya?"

Alana mengangguk. "Maaf buat kamu capek," sesal Caka, ia menggenggam tangan Alana dan menariknya untuk ikut berlari agar cepat sampai ke pit box. Pelatih Caka sedari tadi tidak menyerah terus menelepon, terbukti dari ponsel Caka yang berdering di dalam saku celana.

Alana berusaha mengimbangi langkah Caka yang panjang-panjang. Ini menyenangkan! Alana tidak henti-hentinya melihat tangannya yang dibungkus tangan besar Caka. Tak peduli napasnya putus-putus karena lelah berlari dengan kecepatan dua kali lipat. Alana berada di belakang Caka, melihat lelaki itu panik, melihat punggung lebarnya, dengan langkah kaki yang berusaha mengimbangi. Alana menyukai saat ini. Perasaan itu, Alana akan ingat dan simpan pada jejeran perasaan menyenangkan lain di dalam benak dan hatinya.

Sesampainya mereka di pit box, keduanya menjadi pusat perhatian. Oleh rekan-rekan Caka, begitu juga oleh pelatih Caka yang menunggu kedatangannya. Beberapa teman Caka berbisik setelah melihat Alana, tak sedikit yang terkejut melihat gadis itu. Eksistensi Alana selalu menyedot perhatian. Tak heran dia gadis yang banyak disukai, terlebih lelaki di kalangan muda. Mereka tahu jika Alana adalah kekasih Caka, namun saat melihat mereka berdua secara langsung, rasanya lebih tidak nyata.

Strawberry Cloud [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang