30 - She's My Home

33.7K 5.6K 6K
                                    

Vote dulu ya sebelum baca 💗 komen di setiap paragraf biar gemes 🌷💗 happy reading 🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dulu ya sebelum baca 💗 komen di setiap paragraf biar gemes 🌷💗 happy reading 🌹

❤︎❤︎❤︎

Caka masuk diantar oleh salah seorang pelayan di mansion Alvarez. Di ruang tamu, dia melihat Chrisa yang tengah menyulam. Ibu Alvarez yang menyadari kehadiran Caka dan Alana lantas menjeda aktivitasnya sejenak. Dia tersenyum ke arah Caka dan Alana seolah menyambut dengan bahagia kehadiran mereka.

Satu hal yang Caka suka saat berkunjung ke kediaman Alvarez adalah saat ini. Bertemu dengan Chrisa, mendapat sambutan hangat yang penuh perhatian. Belum lagi saat Caka disuruh memanggil Chrisa dengan sebutan "Bunda" hal itu selalu menghangatkan hati Caka. Dia seolah bisa merasakan memiliki seorang Ibu, meski hanya sejenak. Caka sangat mengagumi Chrisa, kesabaran wanita itu, kelembutan, bahkan tutur katanya yang selalu halus.

"Caka sama Alana datang bareng?" tanya Chrisa.

"Iya, Bunda," balas Alana menunduk untuk mencium tangan Chrisa. Seperti biasa, Chrisa selalu mengusap puncak kepala seorang yang mencium tangannya. Giliran Caka, cowok itu ikut menunduk dan mencium tangan Chrisa.

"Caka jarang main ke sini. Lagi sibuk, Nak?" tanya Chrisa setelah mengusap dua kali puncak kepalanya.

"Iya, Bunda. Sibuk belajar sama kerja paruh waktu," jelas Caka dengan sopan.

"Caka makannya teratur, kan? Nggak boleh sampai telat makan, ya, Nak. Sarapan, makan siang, sama makan malam harus tepat waktu. Kesehatannya dijaga. Belajar sampai lupa waktu nggak boleh. Kesehatan nomor satu," oceh Chrisa panjang lebar.

"Caka makan teratur, kok, Bun."

"Kalau Caka lupa sarapan, nanti biar Bunda bawakan bekal. Sekalian Bunda masakin tiga bekal buat kamu, Alvarez, sama Bilal."

"Alana juga mau, Bunda," rajuk Alana mengambil duduk di samping Chrisa seraya merangkul lengannya manja. Alana merasa dilupakan begitu saja.

Chrisa tergelak, "Iya, Bunda buat empat bekal kalau begitu. Satunya untuk si cantik, Alana." Telunjuk Chrisa menyentuh hidung mancung Alana gemas.

"Makasih Bunda!" seru Alana senang.

"Alvarez, Bilal, sama Nadir sudah menunggu. Kalian ke atas aja langsung. Nanti Bunda bawakan camilan setelah menyelesaikan rajutan Bunda."

❤︎❤︎❤︎

Saat sampai di depan kamar, Caka tidak langsung masuk. Dia memperhatikan keadaan di dalam. Dia menggeleng melihat Alvarez dan Bilal yang justru sibuk bermain PS. Sedang Nadir di sofa sibuk bermain ponselnya.

Strawberry Cloud [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang