11 - She's On Cloud Nine

32.1K 5.1K 5.1K
                                    

Absen yang jam 03:00 AM masih belum bobok ☝🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Absen yang jam 03:00 AM masih belum bobok ☝🏻

Harusnya aku update tadi malam setelah tahu komen sudah tembus, tapi karena otakku sedang tidak bisa diajak kerja sama, akhirnya update dini hari. Seneng banget kalian semangat komen di part sebelumnya, part ini jangan lupa semangat komen di setiap paragraf pino-pino cantik 🫶🏻✨

❤︎❤︎❤︎

Keesokan paginya di sekolah, Alana sudah bersiap dengan sekotak bekal di tangannya. Di dalamnya ada beberapa sandwich buatannya sendiri. Ia sengaja bangun pagi-pagi sekali membuat sandwich untuk Caka.

Sesampainya di depan kelas, Alana mengetuk pintu dan masuk begitu saja. "Kak Caka—" ucapannya terhenti kala melihat bangku samping Caka duduk seorang perempuan yang tidak Alana kenal. Bilal pindah duduk di samping Alvarez.

Raut wajah Alana berubah, ia yang riang kini berekspresi datar. Namun langkah lesunya tidak berhenti begitu saja. Bahkan saat Alana sampai di bangku Caka, cowok itu tidak menyadarinya. Caka masih sibuk mengajari perempuan yang menjadi penilaian Alana dari atas sampai bawah.

"Apa tuh, Lan?" tanya Bilal menginterupsi.

Alana tidak menggubris, ia meletakkan kotak bekal yang dipegangnya di atas meja Caka. Baru setelah itu Caka tercuri atensinya. Ia mengalihkan pandangannya dari atas buku ke kotak bekal yang diletakkan Alana beberapa detik lalu. "Buat Kakak," ucap gadis itu ketus.

Jika biasanya Caka menolak, kali ini tidak. Cowok itu meraih kotak bekal tersebut dan meletakkannya di kolong mejanya. "Makasih," ucapnya singkat.

Caka tidak peka akan sikap ketus Alana. Ia melipat kedua tangannya di dada seraya menatap tajam gadis yang masih duduk di sebelah Caka dan tidak beranjak meski Alana sudah melayangkan tatapan tidak bersahabat terhadapnya. "Sejak kapan Kak Labil berubah jadi perempuan?" tanya Alana menyindir.

Bahkan tidak ada di dalam kamus Alana bahwa ia takut kepada kakak kelas terlebih kakak kelas itu dekat-dekat dengan Caka Elvano. Oh ayolah! Semua warga International High School tahu Caka Elvano sudah menjadi hak milik Alana Gioni sejak fotonya menjadi bahan postingan Alana di Instagram miliknya. Warga IHS terlampau sadar diri untuk mendekati kutub es untuk menjadi saingan seorang Dewi Sekolah—julukan Alana.

"Hai Alana, kenalin aku Anjani." Gadis itu memperkenalkan dirinya seraya mengulurkan tangannya di hadapan Alana. Karena tidak mau dicap sombong terlebih di depan Caka, Alana menerima uluran tangan Anjani meski hanya ia jabat sedetik dengan ujung-ujung jarinya. Alana seolah jijik padahal ia hanya ogah-ogahan saja bersentuhan dengan gadis yang Alana deteksi menjadi saingannya.

"Kenapa cemberut?" tanya Caka. Sungguh! Saat ini Alana ingin mencakar-cakar wajah Caka. Bisa-bisanya dia tidak peka?

"Kebelet eek! Udah aku mau eek dulu biar nggak cemberut lagi!" sungut Alana menghentakkan kaki dan berlalu.

Strawberry Cloud [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang