56 - Aneh

18.4K 3.6K 5.6K
                                    

Vote dulu ya sebelum baca 💗 komen di setiap paragraf biar gemes 🌷💗 happy reading 🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dulu ya sebelum baca 💗 komen di setiap paragraf biar gemes 🌷💗 happy reading 🌹

❤︎❤︎❤︎

Dosen mengakhiri kelas sebelum waktunya. Tidak lupa seperti biasa memberi banyak tugas untuk membebani para mahasiswa. Bilal selaku asisten dosen yang ditugasi memberi tahu kepada mahasiswa apa saja yang harus mereka kerjakan. Karena dosen sedang terburu ada urusan mendesak.

Di tempatnya, Alvarez dan Caka tergelak melihat Bilal begitu serius menggantikan tugas dosen. Kacamata yang bertengger di hidungnya membuat Bilal tampak berbeda dengan dirinya yang suka sekali bercanda.

Alvarez berbisik, "Bilal udah banyak berubah. Dulu pas SMA, kerjain tugas dari rumah tanpa nyontek ke kita udah keajaiban. Siapa sangka pas kuliah dia jadi asisten dosen?"

Caka setuju, "Sekarang dia punya tekad."

Selesai Bilal menjelaskan tugas yang diberikan, kelas benar-benar berakhir. Beberapa mahasiswa yang ingin minta materi menghampirinya di muka kelas. Bila tampal sibuk meladeni mereka satu per satu.

"Bil!" panggil Alvarez dan dibalas Bilal dengan mengangkat alisnya sebagai kode, "gue sama Caka ke gazebo kampus. Lo mau nyusul? Kalau iya, gue sekalian beli kopi buat lo," lanjut Alvarez.

"Iya, gue nyusul. Agak telat, harus ngurusin ini dulu."

Alvarez paham. Ia dan Caka meninggalkan kelas. Membiarkan Bilal kembali dikerubungi mahasiswa maupun mahasiswi ambis.

Di tengah perjalanan hendak menuju gazebo kampus yang letaknya dekat dengan fakultas mereka, Nadir menginterupsi langkah keduanya untuk berhenti di tengah koridor.

Nadir membuka tasnya, menyerahkan buku catatan kepada Alvarez. Tanpa basa-basi dia menjelaskan maksudnya, "Tugas penelitian, gue bagian cari materi. Semua ada di sana. Kalau lo mau minta salinan power point, nanti gue kirim lewat e-mail."

"Thanks," balas Alvarez seadanya.

Nadir pergi tanpa mengucapkan satu patah pun, bahkan tanpa menyapa Caka seperti biasanya.

Caka tidak terusik sama sekali dengan perubahan drastis sikap Nadir. Sepulang liburan dari Nusa Penida terakhir kali, Nadir berubah banyak. Dia menjauh dari Caka, bahkan memblokir sosial media dan kontak Caka. Hal itu justru menguntungkan untuk Caka, setidaknya Alana tidak perlu lagi khawatir dan curiga pada Caka. Karena dari awal Caka sama sekali tidak pernah memberi kesempatan untuk Nadir masuk ke dalam hidupnya yang sudah penuh akan Alana.

"Nadir kayaknya udah beneran move on dari lo," bisik Alvarez.

"Bagus."

Strawberry Cloud [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang