09 - Hidden Enemy

29.9K 5K 3.2K
                                    

Usai istirahat pertama, kelas diributkan dengan Alana yang tampak marah di mejanya setelah ia mendapati jepit yang diberi Caka padanya pagi tadi justru rusak dan tidak berbentuk lagi karena sengaja diinjak-injak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Usai istirahat pertama, kelas diributkan dengan Alana yang tampak marah di mejanya setelah ia mendapati jepit yang diberi Caka padanya pagi tadi justru rusak dan tidak berbentuk lagi karena sengaja diinjak-injak.

Alana meremas jepit-jepitnya yang rusak seraya menatap tajam seisi kelas seolah mencari siapa dalang yang melakukan hal menyebalkan itu kepadanya. Alana bahkan menahan dirinya untuk tidak menangis.

"Siapa yang berani rusak jepit gue!" sentak Alana.

Seisi kelas terdiam. Mereka tampak heran karena Alana tiba-tiba marah.

"GUE TANYA SIAPA YANG RUSAK JEPIT GUE!" Sentak Alana. Suaranya bergetar menahan tangis.

Satu kelas masih tidak bersuara, hingga akhirnya Dira yang duduk di bangku pojok belakang berkomentar. "Yaelah lebay banget lo cuma jepit murahan doang marah-marah gitu. Beli lagi kali! Udah kayak orang miskin aja."

Alana menggebrak mejanya keras, ia berjalan cepat ke arah Dira kemudian mendorong bahunya keras. "Pasti lo, kan? Ngaku! Pasti lo yang rusak jepit gue!" tuduh Alana.

Dira menyapu bahunya dengan tangan seolah membersihkan bekas Alana menyentuhnya. Ia membalas mendorong bahu Alana. "Jangan asal tuduh lo!"

"Terus kalau bukan lo siapa hah! Lo mau cari ribut sama gue!"

"Jangan mentang-mentang lo adik Alvarez gue nggak berani sama lo ya, Bangsat!"

Alana menjambak rambut Dira, kemudian menghempaskannya kasar. Amarahnya sudah tidak bisa dikendalikan lagi. Dira yang tidak terima dituduh pun melakukan perlawanan. Akhirnya keduanya bertengkar di belakang kelas. Yang lain berusaha memisahkan, namun keduanya tidak ada yang mau mengalah untuk berhenti.

Sampai akhirnya guru memasuki kelas dan melerai keduanya. Alhasil keduanya langsung dibawa ke ruang BK dan tidak diperbolehkan mengikuti mata pelajaran guru tersebut.

Di ruang BK, Pak Kumis menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kondisi Alana dan Dira yang sama-sama berantakan. Rambut acak-acakan, ujung bibir berdarah, dan memar di beberapa sisi wajah.

"Kalian ini perempuan kenapa bisa berantem kayak gini, sih? Ayo jelaskan kenapa sampai berantem?"

"Dia dulu yang mulai, Pak! Dia rusak jepit saya!" Alana ngotot karena masih kesal.

"Enggak, Pak! Dia tuduh saya tanpa bukti!" elak Dira karena ia tidak merasa merusak jepit Alana.

"Halah basi! Ngaku aja deh lo!"

Strawberry Cloud [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang