33 - My Little Alana

34K 5.4K 5.2K
                                    

Vote dulu ya sebelum baca 💗 komen di setiap paragraf biar gemes 🌷💗 happy reading 🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dulu ya sebelum baca 💗 komen di setiap paragraf biar gemes 🌷💗 happy reading 🌹

❤︎❤︎❤︎

♪ 𝙍𝙚𝙣𝙚𝙜𝙖𝙙𝙚 - 𝘼𝙖𝙧𝙮𝙖𝙣 𝙎𝙝𝙖𝙝

❤︎❤︎❤︎

Nadir keluar dari atap dengan sengaja membanting pintu, membuat Alana tersadar. Dia membuka lebar-lebar kedua matanya. Alana hendak melepas diri dari kungkungan Caka, namun Caka justru semakin mengeratkan diri Alana agar tidak lepas darinya. Bahkan Caka tidak peduli dengan bantingan pintu atap karena ulah Nadir. Entah dia tidak menyadari atau tidak peduli.

Tangan Alana semakin erat meremas seragam Caka, bibirnya tidak bisa lepas dari tautan bibir Caka. Dia kembali memejamkan matanya, menunggu Caka selesai dengan apa yang dilakukannya.

Alana menyembunyikan wajahnya di dada Caka setelah cowok itu melepas tautan bibirnya. Alana gugup sekali, ini pertama kalinya ia dan Caka berciuman cukup lama. Bibir Alana sampai terasa bengkak dan penuh. "Aku malu," lirih Alana.

Caka menunduk. Sebelum berbisik dia menyelipkan rambut Alana yang menutupi telinganya, "Bukannya lo yang mulai? Gue cuma nurut."

Alana mendorong Caka, dia semakin tidak karuan jika terus berada di dekat Caka dengan jarak sedekat itu. Alana membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan, dia juga mengusap bibirnya yang basah. "Ki- kita makan aja, Kak. Sebelum bel masuk."

"Um," balas Caka santai seolah tidak terjadi apa-apa. Reaksi Caka yang tenang sungguh berbanding terbalik dengan Alana. Wajahnya bahkan tidak berhenti bersemu.

❤︎❤︎❤︎

"Dari mana aja? Gue susulin ke lapangan indoor udah nggak ada?" tanya Bilal saat Caka baru masuk kelas.

"Makan siang," balas Caka seadanya.

Nadir di tempatnya melirik Caka sekilas. Dia menarik napas sebelum akhirnya menyunggingkan senyum. Gadis itu beranjak dari bangkunya menghampiri Caka yang baru saja duduk. "Ka, ini tugasnya," Nadir menyerahkan beberapa lembar kertas ke arah Caka.

Caka menerima kertas tugas tersebut. "Thank's ya."

"Anytime," balas Nadir kembali duduk ke tempatnya.

Alvarez mencolek punggung Caka dari belakang, membuat sang empu sedikit menolehkan kepalanya. "Alana bareng lo tadi?" tanya Alvarez.

Caka mengangguk memberi jawaban. Kembali Alvarez bersuara, "Nggak bawa HP? Dia kok nggak balas chat gue, sih? Lagi mau ngomongin hal penting padahal."

Strawberry Cloud [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang