37 - Strange

34.5K 5.6K 6.4K
                                    

Vote dulu ya sebelum baca 💗 komen di setiap paragraf biar gemes 🌷💗 happy reading 🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dulu ya sebelum baca 💗 komen di setiap paragraf biar gemes 🌷💗 happy reading 🌹

❤︎❤︎❤︎

Atap sekolah kini menjadi tempat favorit Alana dan Caka. Makan siang dengan saling diam. Alana mendadak tidak cerewet seperti biasanya, fokus mengunyah seraya memasang ekspresi lesu.

"Gimana jalan-jalannya kemarin?" tanya Caka iseng.

Alana mengangkat wajahnya menatap Caka, dia menghembuskan napas beratnya seraya menjawab, "Awalnya baik-baik aja, terus pas mau pulang sampai aku antar Kak Iell ke bandara, dia mendadak jutek. Aku tanya salah aku apa, tapi Kak Iell bilang kalau Kak Iell kecewa sama aku."

Alana ingin menangis setiap mengingatnya, mata gadis itu berkaca-kaca menatap Caka. "Aku nggak tahu salah aku apa, Kak. Aku bikin kecewa apa juga aku nggak tahu."

"Kemarin Dhaziell telepon gue. Marah-marah."

"Uh? Kok bisa? Dapat nomor Kak Caka dari mana?"

"Telepon pake hp lo. Terus salahin gue. Dia nggak suka sama gue gara-gara gue tandain lo."

"Tandain? Kak, aku nggak paham. Lagian kenapa Kak Iell sampai semarah itu?"

"Sini," suruh Caka.

Alana bingung, namun dia berdiri dan mendekati Caka. Tanpa aba-aba, Caka menarik pergelangan tangan Alana dan mendudukkannya ke pangkuan Caka. Pria itu memeluk Alana dari belakang, mendekapnya erat-erat.

Hal itu tentu membuat Alana menegang dan membeku. Caka mengunci pergerakannya dengan kepala yang ditumpukan pada salah satu pundak. "Lan, kalau disuruh pilih. Lo pilih gue atau Dhaziell?" tanya Caka mengalihkan pembicaraan.

Alana tampak berpikir, dia bingung Caka menanyakan hal itu. Caka mengangkat tangan Alana, mengecup punggung tangannya lama, "Kalau lo pilih Dhaziell, gue bakalan sedih."

"Aku nggak bisa pilih."

"Gue kecewa lo nggak pilih gue."

"Kak, jangan gini. Aku nggak pilih siapa-siapa."

Tangan Caka naik ke dagu Alana, dia menariknya agar Alana menoleh ke belakang hingga jarak wajah mereka sangat dekat. "Bercanda," balas Caka tersenyum penuh arti. Dia maju dan mengecup singkat bibir Alana. "Gue nggak perlu suruh lo pilih. Harusnya dia sadar lo punya siapa. Iya, kan?"

"Aku belum bilang kalau kita pacaran ke Kak Iell."

"Dia udah tahu, kok."

"Tahu dari mana? Kak Caka yang bilang?"

Caka bukannya menjawab, dia justru menatap dalam-dalam bibir Alana. "Gue salah fokus terus, lo bisa diam? Kalau cerewet lagi gue makan."

Alana mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Dia mengalihkan pandangan karena tidak berani membalas tatapan tajam Caka.

Strawberry Cloud [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang