chapter 01

5.9K 307 14
                                    


Pliss suporttt:>













-
Rumah besar dengan dekoreasi modern  berada di tengah² kota bangkok thailand.
Dengan harta yang tidak akan habis 7 turunan serta wajah rupawan bak dewa yunani. bukankah itu impian semua manusia penduduk bumi ini,

Beberapa maid rumah bak istana itu berbolak balik
Menyajikan makanan di meja besar,

Pagi ini masih pukul 6 pagi tapi kebiasaan sang tuan penghuni mension mewah ini adalah pria dengan peraturan ketat serta kedipsilinan .

Mew suppasit jongcheveevat.
Adalah putra dari tuan jongcheveevat pemilik perusahan besar di negara itu sekaligus orang terkaya sedunia no 4

Dia adalah CEO perusahan bernama MSS.Corp .
Jabatannya di perusahaan ayahnya hanya sementara sebelum harta warisannya benar² di berikan padanya.

Dia cukup berhasil mengembangkan perusahaan itu. terbukti setelah dia menjabat sebagai CEO, dan menghasilkan cabang restoran  dengan predikat bintang lima.



"mewlions cafe. Proyek ku sekarang adalah membangun cafe pertamaku, ini akan cukup lama mengingat dana ini sangatlah tidak sedikit ayah. "

"akan ku ulurkan dana nya,  tapi pastikan perusahaanku untung besar "

Sang muda tersenyum saat mendengar jawaban dari sebrang sana, pria paruh baya yang dia sebut ayah.

"tentu ayah,,"





























Tap

Dia menyimpan ponselnya di atas meja makan setelah mematikan sambungan telpon itu

Lantas dia segera menyantap makanan yang di sajikan oleh para pelayan nya.
Sepotong roti sandwich dan teh hangat,  tak lupa dengan sepiring buah apel dan buah jeruk,
Kehidupanya sangat di siplin bahkan tidak boleh mencampur micin dalam makanannya.
Hidup sehat bukan? Namun manusia tetaplah manusia dengan sikap dingin dan tegas nya dia tetap mempunyai
Hal buruk dari dirinya

Bermain malam di sebuah club dan meminum minuman beralkohol adalah rutinitas nya saat melepaskan penat,  tidak bermain sex  dia hanya suka berminum,  baginya bermain sex hanya akan menghambat kehidupannya
Mengapa begitu? Dia tetap manusia normal akan birahi, namun sejauh ini tidak pernah ada yang menarik perhatiannya,

























Tap tap tap
Suara langkah kaki menghampirinya, 
Seperti tidak terganggu mew hanya diam dan menyeruput teh yang mulai mendingin itu

"kou sudah memikirkan ucapan ayahmu kemarin malam"

Mew berhenti dari aktifitasnya
Melihat ke arah wanita paruh baya yang awet muda,
"tidak bisakah aku tidak harus menikah,  ayah bahkan menggalang dana untuk proyekku saat ini kenapa ibu meragukan nya, "

Pranggg,,,
Gelas cantik yang tadi di pegang sang ibu pecah setelah di lempar ke lantai
"apa ini balasanmu setelah apa yang ku lakukan untuk membesarkanmu,?
Apa kou ingin ayahmu memihak anak dari jalang itu? "

Mew bergerak mengambil jas nya dan berdiri
"kenapa ibu tak menelponku saja untuk membicarakan ini"

"jika aku tak menemuimu kou akan mengelak dan menghindariku,  cari calon pengantinmu atau aku yang akan bertindak"

Mew terdiam,  percuma saja jika dia menjawab dia tak bisa menikah dia tak punya seseorang yang di cintai,  dia pikir ayahnya tetap akan mewariskan hartanya padanya bukan pada anak dari jalang itu.

"kou diam.  Maka aku yang akan bertindak"
Sang ibu berjalan keluar meninggalkan mension itu.
Mew mendecih dia sangat prustasi dengan syarat yang di ajukan ayahnya,  dia tidak pernah memikirkan pernikahan dia ingin hidup sendiri dan bebas.



























-
Dengan sebuah tongkat yang dia gunakan guna menyusuri jalan trotoar di tepi jalan,
Gulf kanawut dengan wajah cerahnya berjalan menuju rumah  yang sering dia datangi,

Rumah sederhana itu adalah sumber kebahagiaanya di sana dia bisa tertawa dan di selimuti orang yang menyayanginya

"pagi anak anak. "
Tanganya dia ketupkan di depan dada memberi wai pada anak anak yang menunggunya,

Tangan gulf di raih oleh salah satu anak itu guna membantunya duduk.

"maafkan phi karna terlambat"

"tidak phi. Phi gulf tidak terlambat kami yang terlalu bersemangat menunggu phi"

Rumah yayasan itu adalah panti asuhan yang sering gulf kunjungi
Dia sering menerima panggilan untuk menjadi guru tutor bagi anak anak di sana,
Meskipun dengan penglihatan yang tak memadai gulf masih bisa mengajar dengan mengingat memori yang pernah dia pelajari saat sekolahnya dulu.







.
.
.
.
.
.

Tak terasa hari semakin siang kini pemuda tuna netra itu berjalan menuju rumah sakit besar di pusat kota,
Jalannya yang sedikit kekusahan sedikit mengulur waktunya di perjalanan,
Tapi dia masih bisa mengingat belokan dan lift dimana dia harus naik menuju ruang ibunya di rawat

"gulfff,,, "
Itu suara dokter yang merawat ibunya,
"phi bai,, "
Gulf berjalan menuju ranjang sang ibu

"bagaimana keadaan ibuku? "



























-
Nyonya jong. Berjalan tergesa gesa menuju ruangnya dia adalah seorang dokter ahli bedah di rumah sakit
'chunglorat hospital' jabatanya cukup tinggi mengingat keahlianya dan posisinya sebagai istri pemilik rumah sakit ini

"dokter,,,,  ini laporan hasil tes HB dari pasien ruanganan 205"
Sembari berjalan nyonya jong melihat lihat kertas yang di berikan sang suster

"apa ada jadwalku hari ini"

"tidak dokter anda hanya perlu,  memeriksa informasi pasien semua sudah di siapkan di atas meja"




.
Nyonya jong menyimpan tas nya di atas meja kerjanya mengambil dan melihat setiap helai kertas dengan informasi pasien

Tanganya terhenti saat melihat satu kertas mengenai informasi pasien

"halo dokter ada yang bisa saya bantu"

"panggil dokter bright ke ruanganku"

"baik dokter"








«
Ceklek
Suara pintu di buka

"dokter nyonya jong memanggil saya"

" dokter bright,  kou yang menangani pasien ruang 156 nomor 1258 dengan kendala kanker otak bukan? "

"ya nyonya. pasien bernama ny. Traipipattanappong"

"kanker nya sudah masuk stadium akhir bukankah kou seharunya segera melakukan operasi"

Bright terdiam dokter muda itu sempat berpikir untuk menjawab pertanyaan dokter direktur, dengan keahlian bedah yang tak di ragukan.

"keluarga pasien belum memiliki dana untuk opersinya"

Nyonya jong menyipitkan matanya
"katakan pada keluarga pasien jika uang belum di berikan dalam waktu satu minggu kita akan melepaskan tanggung jawab pasien"

Bright mendongkak,  direktur rumah sakit itu memang penggila uang dia bahkan bisa menghentikan operasi yang berlangsung jika keluarga pasien tidak memberikan administrasinya






























Thanks suportttt:>

TUna NEtra (MG)ENDWo Geschichten leben. Entdecke jetzt