chapter 06

2.2K 223 0
                                    


Suara burung berkicau dan angin pagi yang sejuk menyapa indra pendengaran sosok muda yang masih bergelut dengan selimbut tebalnya,
Meskipun kamar tamu, tapi kamar ini sangat mewah menurut gulf bahkan kamar yang ada di rumahnya  sangat kecil

Gulf terbangun dan mendudukan dirinya guna mengumpulkan nyawa setelah semalaman bermimpi indah tentang sang ibu yang kembali sadar
Lantas dia berjalan menuju toilet guna membasuh wajahnya, tidak ada mandi  mengingat dia tidak membawa pakaiannya datang ke mension mewah ini

Dia bergegas ke luar kamar, hendak membangunkan suaminya dia harus bersiap dan menyiapkan keperluan suaminya, kamar itu menghadap dapur dan meja makan

Gulf tertatih dengan tongkatnya menyusuri lantai berwarna silver elegan
Berjalan menuju tangga,  namun langkahnya terhenti saat suara itu mencapai pendengarannya
"kou mau kemana?"
Itu suara suaminya dari arah belakang mungkin di meja makan,  apa dia terlambat dan bangun siang,  mengapa suaminya sepagi ini sudah ada di meja makan

"phi mew"
Gulf berjalan ke arah suara
"aku tadi mau membangunkanmu,  tapi sepertinya aku kesiangan"

Dengan wajah datar nya mew,  menghela. Nafas kesal
"kou tidak perlu melakukan itu,  lagipula kou tidak tahu kebiasaanku. Dan apa tadi?  Kou mau ke kamarku. Ahh aku lupa kou buta ya sehingga tidak melihat aku sudah apik di meja makan dan bersiap ke kantor"
Mew tersenyum sinis, ibunya ini benar² tidak memilih yang bagus untuk menikahkan dia, selain membuat mew repot gulf juga membuat mood dia hancur di pagi hari ini

gulf hanya tersenyum getir
"apa phi mau ku buatkan teh? "

"tidak perlu,  aku akan pergi sekarang"

"baiklah phi.  Mm.. Bolehkah aku pergi ke rumah sakit hari ini"

Mew sedikit berfikir tadi ibunya menelpon agar gulf tidak pergi ke rumah sakit,  sampai menunggu ijin darinya
"  kou boleh kemanapun yang kou mau . Kecuali kesana,  Lagipula ibu melarangmu pergi ke rumah sakit sampai dia menyuruhmu"
Mew hendak berjalan namun urung setelah melihat gulf dengan pakaian yang kemarin dia pakai

"kenapa kamu memakai baju itu, rumahku bisa kotor sialan. buang baju itu dan ganti dengan yang baru"

"tapi phi,  aku tidak membawa pakaian yang lain"

Mew memutar bola malas,
"earth,  belikan dia pakaian baru yang layak"

"baik tuan"

Mew berjalan meninggalkan mension itu.

Gulf yakini suaminya telah pergi bersama asistennya,
Lantas dia meraba meja guna mencari kursi untuk duduk
"tuan membutuhkan sesuatu"

"anda siapa nyonya"
Nasibnya yang buruk, dia merasa menyesal karena tidak menyadari kehadiran orang lain di sekitarnya. Dia sedikit kaget tadi

"saya kepala pelayan di rumah ini, anda bisa memanggil saya bibi,  tuan "

"ahh,,  panggil aku kana saja. Aku bukan pemilik rumah ini"

"baiklah,  kana"

"bibi apa bibi juga tinggal di sini"

"ya. Sebenarnya ada 4 maid di rumah ini tapi mereka datang hanya pagi hari saja untuk membersihkan seluruh rumah sebelum tuan muda bangun,  atau jika  tuan muda memanggil.  "

Gulf mengangguk. Dia pikir suaminya hanya tinggal berdua dengan asistenya
"bibi.  Bolehkah aku tahu tentang keseharian phi mew"

"tentu. Tuan muda biasanya bangun pagi sekali beliau memang orang dengan kedisiplinan yang tegas itu sudah didikan  nyonya jong dari beliau kecil,"

"bibi sepertinya sudah lama bekerja di sini. "

"ya kana bibi sudah bekerja dari tuan muda kecil."

Gulf terswnyum manis
"hmm kapan phi mew pulang"

"biasanya tengah malam atau sekitar pukul 9 sampai dini hari, itupun jika beliau sedang di bangkok. Jika sedang di luar kota kadang tuan muda tidak pulang sama sekali,  biasanya saat pulang tuan muda akan meminta kopi kadang saya melihat saat dini haripun tuan muda akan bekerja di ruanganya"

Pantas saja suaminya arogan dan dingin, memang  dari keseharianya saja mew terdengar jarang bergaul
"hem,  lalu apa makanan kesukaannya"

"biasanya di pagi hari tuan muda akan meminum teh,  dan buah buahan dengan roti"

"hanya itu.tidak nasi ataupun yang lainnya"

"tidak. Tuan muda jarang memberi tugas untuk makanan harian"

Gulf heran mew itu kaya tapi sangat pelit untuk isi perutnya, dia jadi penasaran seperti apa sosok suaminya itu dari segi pola makan dan hidup mew terdengar baik dan sehat,  tapi dari sikap ahh gulf tidak ingin membuat masalah lagi.

"hari ini aku akan memasak seuatu untuk makan malam"

Sang pelayan terdiam dia ragu untuk membiarkan istri tuan mudanya bekerja di dapur
"tapi kana,  tuan muda jarang makan di rumah saya khawatir tuan muda akan menolak masakan anda"

Gulf tersenyum
"aku akan mencobanya bibi, dimana dapurnya"

"mari saya bantu"







TUna NEtra (MG)ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang