chapter 16

2.3K 199 3
                                    

Suasana pagi di mension itu seperti biasa,  di awali kegiatan para maid yang berbolak balik,  menyiapakan sarapan sang tuan muda penghuni mension

Mew berjalan sembari membenarkan dasinya,  menyusuri anak tangga
Dan segera mendudukan diri di kursi meja makan
"bibi,"

"ya tuan muda?"

"apa kou tahu makanan kesukaan gulf"

Kepala pelayan itu mengulum senyum, 
Apa tuan muda nya tengah berusaha memujuk istrinya yang sedang marah,  jarang sekali tuan mudanya bertanya tentang kesukaan orang lain.
Kecuali ibunya dan sekarang mungkin istrinya
"kana. Biasanya menyukai makanan pedas tapi saya sering melihat beliau membuat sushi dengan saus onigiri "

"kana.? "

"tuan gulf meminta saya memanggilnya kana,  dia bilang kana adalah panggilan dari orang tuanya"

"ahh,  baiklah hanya itu? "

"jika tuan ingin menjenguk tuan gulf,  saya sarankan anda memberikan, bunga matahari.  Saya sering mendengar bahwa kana ingin sekali melihat bunga matahari dia sangat menyukai bunga matahari, mungkin kana akan senang saat pertama kali yang dia lihat adalah bunga matahari"

Mew mengangguk
Dia melanjutkan sarapanya
Hari ini dia akan pergi ke kantor,  entah apa yang akan dia hadapi,  mew terlalu khawatir tentang perusahaan yang di handel arm,  secara arm sangat bodoh soal bisnis




*
Mew berjalan cepat ke arah ruanganya
Para karyawan yang melihat kedatanganya menunduk memberi hormat pada sang CEO sementara

Mew menyimpan tas kerja di meja dan segera memeriksa semua berkas
Sial.  Benar dugaan mew
Tepat saat dia melihat berkas data keuangan

"kou sudah kembali"
Off baru saja tiba segera menghampiri mew

"dimana sialan itu"

"kou sudah melihatnya? Arm suka datang siang ke kantor bahkan dia tidak pernah menghadiri meeting atau melihat berkas para karyawan,  dia hanya datang untung mengajak berkencan wanita di ruanganmu"

"sialll,  seharusnya aku bisa membuktikan kelakuannya pada ayah, "

"dia juga menggunakan uang perusahaan demi kepentingannya sendiri,  aku sudah berusaha bicara padanya tapi dia malah mengancam akan mengeluarkanku"

Mew terduduk,  dengan kesal
"aku akan menunggunya"

Tak lama
Akhirnya sosok yang mew tunggu datang,
Arm menaikan alisnya
Saat tiba di ambang pintu
"ahh kou sudah kembali? "

Mew menarik kerah baju arm
"kou mengahancurkan usahaku,  kou menghabiskan separuh uang perusahaan.  Apa ini yang layak menjadi CEO perusahaan ini"

Arm tersenyum miring
"itu memang rencana ku,  ayah akan tahu bahwa perusahaan nya bangkrut di tanganmu"

Mew mendorong tubuh arm hingga tersungkur,
"kou tidak tahu bagaimana aku saat marah? "

Bughh
Mew. Memukul pipi arm hingga berdarah di. Sudut bibir saudara tirinya itu

Arm memegang pipinya yang terasa panas

Mew kembali menarik kerah baju arm hingga berdiri
"aku tidak peduli apa yang akan aku terima,  tapi jika ibuku sampai mengetahui tentang uang perusahaan ini,  kou adalah orang pertama yang ku cari"

Bughh
Kembali arm tersungkur setelah menerima pukulan di pelipisnya
"pergi dari sini"

Arm berusaha berdiri,  dan meninggalkan ruangan itu setelah mendengar ucapan dingin dari mew.

Dia berjalan meninglkan perusahaan dan,  pergi ke apartemen nya dan sang ibu,
Luna dan arm memang hanya di beri tinggal di apartemen oleh tuan jong sampai, keputusan warisan itu di putuskan

Arm berjalan jingjik sembari memegangi pipinya
Dia melihat sang ibu yang tengah meminum teh di depan televisi
"mew,  memukulmu? "

Luna segera menghampiri arm yang masih berdiri menahan nyeri
"aki sudah bilang jangan menganggunya dengan pekerjaan,  dia emosi saat tahu kita mengahbiskan uang perusahaan"

"dia emosi bukan karna uang perusahaan, dia ketakutan ibunya mengetahui kita mengendalikan MMS. Corp,  lagipula kou seharunya melawan"

Arm duduk di kursi itu
"dia sangat tegas,  aku tidak bisa melawannya,  lagipula kenapa ibu tidak memberi tahukan saja pernikahan palsunya pada ayah jong"

Luna mengeryit,  menyilangkan kedua tanganya di dada
"tidak semudah itu arm,  fah itu sangat licik. Terlebih dia mempunyai wewenang tinggi di keluarag jongvheveevat"

"hahh,  aku akan pergi ke bar sangat melelahkan mengurusi urusan anak dan ibu itu"

Luna kembali duduk setelah melihat kepergian sang putra.




TUna NEtra (MG)ENDWhere stories live. Discover now