chapter 41

2.3K 201 2
                                    





20222.0418

-
Mew suppasit. Hari ini benar² membuatnya rapuh
Hampir 1jam berlalu tapi sosok dokter itu belum keluar dari ruang operasinya
'tuhan beri aku kesempatan untuk menjaga kanaku,  sungguh aku akan menembus semua dosa ibuku untuk membahagiakannya'
Dengan tangan di apit dan mata memejam di hadapan ruangan operasi itu
Mew terus berdoa untuk keselamatan kekuarga kecilnya

Sang ayah yang dari tadi duduk di kursi tunggu,
Menatap sedih ke arah sang putra yang terus berdiri. Dia sudah berusaha membujuk mew agar tenang dan duduk tapi mew enggan mendengarkannya.

Drrttt

Suara panggilan itu berasal dari saku jas sang tuan jongcheveevat,
Benda pipih itu di ambil dan di tempelkan pada telinganya

"halo"

Tuan jong terdiam saat menjawab panggilan itu
Lantas dia berjalan ke arah mew setelah memutuskan panggilannya.

"mew,,,, "
Suara lirih itu membuat mew memandang sang ayah yang sudah berdiri di sampingnya dengan sebuah ponsel di tanganya

"ibumu,,,,, dia di rawat. Asistennya menemukan fah tergeletak di kamarnya dengan sayatan di lehernya"

Mew membeku saat mendengar tuturan dari ayahnya.
Ketakutanya terjadi ibunya memang tidak pernah main²
"aku tidak peduli denganya ayah.  Dia bukan ibuku! "

Ekseperi tuan jong hanya menatap datar pada sang putra,  dia tahu fah sudah membuat mew menderita karena kesalahannya, 
Seandainya waktu terulang kembali dirinya tidak akan datang menemui luna saat pertemuan di hotel itu mungkin saat ini keluarganya akan baik² saja dan mungkin fah yang dulu baik hati masih sama. Semua karena kehilapannya hingga keadaan menyakiti keluarganya.

"jangan seperti itu putraku dia masih ibumu, "

"bukankah ayah juga tidak peduli lagi padanya lalu mengapa aku harus peduli padanya ayah? "
Mew berlirih,  tatapanya sayu matanya memerah karena terus menangis sedari tadi. Menurutnya semua ini karena kesalahan ibunya yang menolak kehadiran gulf sehingga gulf jauh darinya dan tidak bisa melindunginya dari arm
Padahal dia tahu dari awal bahwa arm memang menginncar gulf



"aku tidak akan memaksamu,  kamu memang perlu waktu menenagkan dirimu. Aku akan pergi menemui luna tolong jaga menantu dan cucuku"

Mew memandang sang ayah yang pergi menajuh, memikirkan arm mew berharaf dia mati saja. 

Ceklek
Mew mendongkak berbalik, melihat tay keluar dari ruang operasi
"bagaimana keadaan gulf?"
Dengan tergesa gesa mew bertanya pada tay,
Tay melihat itu hanya bisa bersikap tenang
"kami sudah berusaha semaksimal mungkin semua dokter ahli sudah di kerahkan mew kedua bayinya selamat,  tapi karena usia kandungan 7bulan jadi mereka lahir prematur para perawat sedang menanganinya di ruang lab"

Mew senang mendengar anak² nya selamat tapi tunggu,,, itu berarti gulf
"lalu bagiamana dengan gulf bukankah aku menyuruhmu menyelamatkan gulf"

"tenanglahh,,,  kami berhasil menyelamatkan ketiganya padahal kami pikir bahwa mungkin ketiganya tidak akan selamat. Tapi gulf sangat kuat dia bisa berjuang bersama twins nya"

"benarkah.? lalu  mana gulf? "

"dia akan kami pindahkan ke ruang inap, dia belum sadar dari efek biusnya,, kau bisa menemuinya nanti di ruang inap.  Dan sekarang lebih baik kamu ikuti saya dulu ke ruang lab"

Mew mengangguk,  dia berkali² berucap syukur





























-
Mew berjalan lesu ke ruangan gulf,  setelah tay memberitahu kondisi dari kedua anaknya mew lantas begegas menuju ruang inap.
Kamar itu adalah vip,  Karena tuan jong ingin membuat gulf nyaman selama pemulihanya.

Langkah mew tergontai menuju ranjang itu,  hatinya tercekat melihat sosok tercinta terbaring lemas dengan wajah pucatnya.  Memori kejadian kemarin berlalu lalang di pikirannya.
Saat arm dengan tidak manusiawinya menindih perut buncit gulf dan menghantam terus lubang gulf yang berdarah, bahkan mew sendiri tidak berani melakukannya pada gulf saat mekihat melihat kondisi kehamilannya
Dan arm justru melakukannya dengan keji.






TUna NEtra (MG)ENDWhere stories live. Discover now