chapter 43

2.5K 202 1
                                    

Melihat putranya yang kebingungan tuan jong tersenyum
"tinggalah di mension utama mew"

"tidak ayah,  mungkin aku akan mencari tempat tinggal lain"

"aku memaksamu,  karena aku ingin melihat cucu cucuku setiap hari, ayah juga ingin kamu menggantikan posisi ayah sebagai CEO MSS.corp ayah ingin menghabisi masa tua ayah dengan beristirahat dan berlibur juga melihat perkembangan cucuku"



































1 tahun kemudian
:
:
:
Andai saja semua orang tua berpikir bahwa seorang anak tidak ingin di lahirkan, mungkin saat ini seorang ibu yang telah mengandung putranya selama 9bulan akan menghabiskan hidupnya untuk kebahagiaan putranya.
Namun nyatanya tidak berarti bagi mew sedari kecil semenjak datangnya wanita bernama luna telah membutakan mata sang ibu.  Mew harus menjalani hidupnya seperti budak yang tidak boleh menolak apapun keinginannya,  selama ini mew mengangap setiap yang ibunya lakukan adalah benar meskipun menyakiti orang lain bahkan dirinya sendiri.





Hari ini adalah hari yang sangat mengesankan bagi mew,  karena setelah 1 tahun menjalani perusahaan miliknya kini dia akan membuka cabang di 'siam paragon' perusahaan cabang ke 10 nya adalah hasil kerja kerasnya selama setahun penuh ini,  dia juga akan membuat sekolah pertamanya untuk kedua anaknya sekolah itu akan menghabiskan biaya mahal mengingat desain mewah yang di rancang dirinya sendiri.
Gulf tentu bangga.  Dia merasa orang paling beruntung yang dapat bersanding dengan seorang mew suppasit yang tampan dan kaya raya,  mengingat dirinya hanya seorang yatim piatu yang miskin.






Gulf tengah menyiapkan sarapan untuk sang suami yang tengah duduk menatapnya genit.
"berhenti melihatku phi,,, "

"kenapa kamu malu? "

Pipi gulf memerah merona tentu saja dia merasa malu
"pertanyaan apa itu"

Mew tersenyum,  dia bersidekap di meja itu kembali melihat gulf yang tengah mengoleskan selai pada roti itu
"phi jangan lupa siang nanti pulang untuk makan di rumah aku akan memasak sup kari spesial untukmu"

"ehumm, apa kamu tidak lelah mengurus rumah dan anak²?"

Gulf menyipitkan matanya
"maksudnya?  Phii ada 2 baby sister membantuku Kenap kamu bertanya seperti itu"

"tidak.  Aku pikir kita harus menambah pelayan rumah sepertinya kamu sangat ke lelahan"

"tidak phi aku bahkan banyak berbaring dengan 2 pelayan saja"

Memang benar gulf merasa terlalu bermalas malasan jika ada pelayan,  dia sempat menolak usulan mew untuk memperkejakan pelayan tapi mew memaksa dengan alasan meringankan pekerjaannya

"sungguh?  Apa kau yakin kana? "

"tentu phi,,  sudah cepat sarapanya kamu ada meetingkan? "

"kau memang sangat baik kana,, aku merasa beruntung memilikimu andai saja aku bertemu denganmu sejak dulu,"

Gulf menahan tawanya,  ucapan mew sangat lucu menurutnya
"apa phi lupa?  Dulu phi bahkan menolak pernikahan ini mentah²"

"auhhh,,, kenapa kamu jadi mengingatkan itu"

"haha,, phii,,  kejadian itu lucu saat di kenang lagipula seharusnya phi beryukur ibu melakukan kontrak pernikahan itu hingga kita bertemu"

Gulf terhenti,  dia menatap mew yang terdiam dengan wajah datarnya sungguh dia tidak sadar mengatakan itu,  dia lupa bahwa mew masih belum bisa memaafkan ibunya,  hubungan mereka masih meregang apalagi mereka belum pernah bergemu semenjak satu tahun lalu,
Mew yang menatap kesal ke arah piring di depannya lantas berdiri
"aku akan pergi ke kantor"

"auh phi,, jangan marah,  kamu belum berpamitan pada ayah dan anak²"

Langkah mew terhenti saat melihat sosok yang dia hindari sudah berdiri di ambang pintu dengan asisitenya.
Begutupun gulf yang melihat punggung suaminya was was

"ibu,,? "
Gulf mencoba menyairkan suasana itu

"mew,,,, "

Mew menelan ludah kasar,  dia berjalan hendak melewati sang ibu
"maafkan ibu mew,, "
Suara parau fah menghentikan langkah mew yang tak jauh dariny

"tolong maafkan ibu,  ibu sadar semua kesalahan ibu tidak bisa di maafkan"

Mew masih bersikap dingin,  rasa benci itu semakin muncul saat dia melihat sang ibu
"pergilah, aku tidak ingin melihatmu"

Fah tahu,  mew tidak akan mendengarkanya lantas dia berjalan mengahmpiri gulf yang masih berdiri di dekat meja makan
"gulf tolong maafkan aku,,, dan tolong katakan mew untuk memaafkanku juga"

Gulf bisa mendengar,  suara parau sang ibu mertua ibunya tulus meminta maaf dengan tangan di katupkan di depan gulf fah terus bersimpuh memohon maaf padanya
"ibu aku sudah memaafkan mu,,  ini semua bukan kesalahanmu sepenuhnya"


"jauhi dia kana!!! "

Gulf terperajat mendengar teriakan mew,  dia melihat mew yang menahan emosi di sana
"phii,,  nyonya jong adalah ibumu jangan phi"

"dia bukan ibuku,  "

Fah melemas,  menahan tangis apa hati putranya sudah tertutup untuk memaafkan kesalahanya
Fah menggenggam tangan gulf erat
"phi,,,  dengarkan dulu ibumu "

Mew yang mendengar ucapan gulf,  menghela nafas kasar dia tidak ingin berdebat
"dengarkan aku kana dia bahkan sudah membohongi tengang keadaan ibumu!!  Dia juga sudah menolak anak² kita dan memisahkan kita!!! "

"lalu,,,  aku sudah memaafkan semuanya lalu mengapa kamu tidak bisa memaafkanya? "

"aku tidak ingin berdebat denganmu kana"

" phi,,,  aku pernah menyesal karena tidak melihat ibuku untuk terakhir kalinya,, bisakah sekarang kamu yang  melakukannya untukku. Bukankah kamu sendiri yang mengatakan ingin ibumu juga bagian dari kebahagiaan kita lalu kenapa sekarang kamu menyia²kanya phi? "

TUna NEtra (MG)ENDDonde viven las historias. Descúbrelo ahora