chapter 42

2.4K 207 9
                                    

Tubuhnya di dudukan di kursi samping ranjang itu,  tanganya mengambil tangan kurus gulf untuk di genggam
"maafkan aku,, tolong maafkann akuuu,, "
Mew berlirih mengucapkan maaf pada sang istri,

Perlahan tangan itu bergerak lambat membuatnya mendongkak menatap wajah kana yang membuka matanya 
"phi,,, "
Suara parau itu keluar dari bibir pucat gulf yang menatap mew lekat

"kana,, ini phii apa ada yang sakit?  Katakan? "

"t-wins bagaimana keadaan mereka phi? "

Mew menampilkan senyum tipis guna menenangkan hati kata yang terlihat khawatir itu
"mereka baik baik saja kana,,  kamu tidak perlu khawatir "

"benarkah,,,? "

"eum,  apa kau haus? "

Mew mengambil gelas berisikan air putih di meja samping ranjang setelah gulf mengangguk.

"aku ingin melihat twins phi"

"nanti jika dokter sudah mengijinkan na? "

Gulf. Mengangguk dia juga masih merasa lemas .





































Before theree day
-

Saat ini mew tengah menyuapi gulf yang duduk di atas ranjangnya,
Hari ini adalah hari 4 gulf di rawat,
Dan sebelum gulf di ijinkan pulang mew memaksa gulf agar sarapan terlebih dahulu,  dia tadi sempat menolak tapi mew mengancam tidak akan mengijinkannya pulang sekarang,  tapi gulf bosan di sini terlebih dia ingin segera menemui anak² nya jadi inilah sekarang. gulf Tengah duduk di sisi ranjang dengan mew menyuapinya

Ada 2maid ayahnya untuk mengurus keperluan pakaian kana dan untuk menggendong twins nya
"phii?  Bagaimana wajah anak² kita?"

Mew berpikir sejenak
"emmm,,  yang girl mirip denganmu jika yang boy mirip denganku"

"benarkah berarti mereka tampan? "

Mew tersenyum melihat wajah bingung gulf,. Mungkin maksud gulf karena yang perempuan mirip denganya maka anak perempuanya tampan.  Padahal maskud mew gulf Itu yang cantik
"tidak.  Hanya yang lelaki yang tampan sepertiku"

"aku tidak mengerti phiii"
Gulf. Memajukan bibirnya lucu dan itu membuat mew gemas
"kau itu cantik kana,,, "

"auhh,,  aku tampan phi!"

"tidak.  Kau imut "

"baikalah baiklah,,,  apa phi sudah memberikan mereka nama? "

"aku hanya menyiapkan nama lelaki kana,, "
Pantas saja mew hanya menyiapkan nama untuk putranya karena sedari dulu dia memang menginginkan seorang putra mana terpikir Kalo nama perempuan

"lalu?  Siapa namanya? "

"alexander.  Alexander jongcheveevat"

"nama yang bagus. eumm,,,, kalo begitu aku yang akan memberikan nama untuk anak perempuan"
Gulf terlihat berpikir dengan telunjuk di tempelkan di bibirnya

"bagaimana kalo nattarin phi? "

"kenapa nattarin? "

"nama ibuku nattarin jadi aku ingin selalu mengingat ibuku saat melihat putriku"

"jangan kana, ,,bagaiman kalo natasya? "

"itu nama bagus phi,,  baiklah alexander dan natasya"





Gulf seketika terdiam,  tiba² bayangan arm muncul.  dia tidak ingin mengingat kejadian itu tapi hatinya tidak tenang jika  belum mengetahui bagaimana arm sekarang.
Mew yang melihat  wajah gulf  yang semula senang kini tertekuk. Heran
"ada apa,?  apa ada yang sakit? "

Gulf mendongkak menatap mew,
"phi,,,, arm,,? "

Mew tahu arah pertanyaan kananya. Istrinya pasti teringat kejadian itu tapi dia juga tidak tahu bagaimana dengan arm sekarang saat itu dia meninggalkan arm yang tak sadarkan diri dengan tubuh mengkhawatirkan.

"tidak perlu memikirkam dia "

Mew dan gulf menoleh ke asal suara
Dan melihat jong berjalan ke arah mereka. "setelah menjalani masa  kritisnya dia menghembuskan nafas terakhir nya semalam,  ayah baru saja dari pemakamanya"

Mew dan gulf terkejut,  apa separah itu mew memukul arm entahlah saat itu mew tidak sadar di kalap akan emosi.

"dan,,, ayah juga sudah mengirim luna ke ke rumah sakit,  jiwa dia histeris saat arm sudah tiada di terus menyelahkan dirinya. Hahhhh,,, ayah tidak tahu harus berbuat apa jadi ayah mengirimnya kesana"


Iya.  Saat melihat tubuh arm yang tak berdaya di ranjang pasien luna terus berteriak dan menangis histeris,  dia terus saja menyalahkan dirinya.
Jika dia tidak memaksa arm membunuh bayi gulf mungkin arm masih akan baik² saja,  secara dia tahu arm tidak pandai membela diri dan  tidak bisa mengontrol diri.







Mew dan gulf yang mendengara penjelasan sang ayah juga berduka cita,  dalam hati gulf dia memang tidak bisa memaafkan atas apa yang adik iparnya itu lakukan,  tapi dia juga merasa sedih jika arm berakhir seperti itu.
Berbeda dengan mew yang hanya besikap santai rasanya tidak ada lagi hati untuk memaafkan mereka berdua.

"luna pantas mendapatkannya"

"phi,,, ibu luna sedang berduka"

"kana,,  phi juga ikut berduka namun itu adalah karma bagi mereka. Mereka telah membuat hidupku menderita!!!"

Mew benar,  gulf hanya bisa menunduk mendengar kebenaran itu

"sudahlah mew.  Apa kau akan memarahi istrimu karena dia membela mereka?  Hati gulf sangat tulus meskipun arm hampir membunuh anak kalian tapi dia masih bisa memaafkan mereka"

Mew memutar bola malas,  gulf memang seperti itu makannya mew jatuh cinta padanya tapi mew bukan gulf yang dengan mudah memaafkan orang lain
"baikalahh,,,  ayo kita bersiap pulang saja"

"kita akan pulang kemana phi? "

Ah benar.  Mew sekarang tidak punya tempat tinggal jika dia membawa kana dan anak²nya ke hunian keluarga jong
Gulf pasti akan di bayangi kejadian mengerikan itu.

TUna NEtra (MG)ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang