chapter 05

2.3K 216 6
                                    

                                      .
                                      .

Kini gulf tengah bersiap dengan tuxedo di balut jas dengan desain sederhana membuat gulf cukup menawan,
Pagi tadi ada seseorang yang mengaku suruhan direktur rumah sakit,  untuk ikut dengannya
Setelah sampai gulf di suruh memakai pakaian yang di berikannya
Dia teringat bahwa hari ini adalah hari pernikahannya
Dia masih tak percaya bahwa dirinya akan menikah dengan orang kaya,  ya walaupun dia tahu ini hanya sementara tapi menurut gulf pernikahan itu sakral  dia tetap akan melakukan kewajibannya,  sebagai seorang pasangan

Di tengah lamunanya dia terdiam saat mendengar langkah kaki menghampirinya
"kou sudah  siap,? "

"hem,,  sudah nyonya"



*
Hanya ada 6 orang di sekitar altar itu
Fah,  pendeta, serta kedua asisten pribadi nyonya jong,  dan mew
Gulf berjalan ke atas altar yang ia yakini tengah ada calon suaminya yang menunggunya di sana

"semua sudah siap"
Pendeta itu mulai membacakan doa suci
Di hadapan kedua mempelai yang tengah berhadapan
Gulf menerawang,  mencoba menggambarkan calon suami yang ada di hadapannya sekarang
Mungkin dia sudah agak tua karna nyonya jong bilang putranya sudah berumur 31 tahun, dan mungkin sedikit keriput
Entahlah sulit untuk di tebak, tapi bagi gulf semua itu percuma karna orang kaya biasanya mencari pasangan yang sempurna.
"kanawut traipipattanapong.  Kou besedia  menerima  saudara suppasit jongcheveevat menjandi pendamping hidupmu,  menemaninya saat susah maupun senang "

"ya saya bersedia"

Pendeta mengalihkan pandanganya pada mew
"suppasit jongcheveevat,  apa kou bersedia menerima saudara kanawut, dan berjanji akan menemaninya saat senang maupun susah"

Mew terdiam,  dia kelu dia  kecewa saat melihat gulf pertama kalinya, ibunya benar² menikahkan dirinya dengan pria buta ,
"ya"
Hanya ucapan itu yang mampu mew ucapkan,

"baikalah. Sekarang kalian sudah menjadi pasangan suami istri yang sah,"

Tidak ada tepuk tangan atau senyum seperti yang bisanya terjadi pada pernikahn. 
Mew jelas tahu apa yang biasanya di lakukan pasangan setelah berucap janji suci

Perlahan mew memajukan wajahnya,  dan mengecup bibir gulf sekilas.

Ini sangat canggung dan dingin menurut gulf,  tidak ada suara yang bahagia saat pernikahnya tapi hatinya menghangat saat seseorang yang sudah menjadi suaminya mencium bibirnya


























*
*
*
Langkah kaki gulf memasuki mension mewah tuan muda jongcheveevat
Meskipun tanpa melihat tapi gulf yakin rumah itu sangat mewah perasaan yang dia sadari saat memasuki mension ini
Sangat tenang dan dingin

Mew berjalan cepat dan duduk di sopa di ruangan pertama saat memasuki mension mewah itu dia menatap gulf yang masih berdiri di ambang pintu dengan sebuah tongkat yang dia pegang
Perlahan tanganya di tarik untuk duduk di salah satu sopa itu

"ini adalah mension putraku mulai hari ini kou,  akan tinggal di sini bersama suamimu"

"nyonya,  kapan kou akan melakukan operasinya? "

Pertanyaan gulf membuat fah terdiam,  dia bahkan tidak akan melakukan operasi
"besok,  jika tidak besok mungkin lusa aku cukup sibuk "

Gulf lantas tersenyum tipis, dia percaya pada ibu mertuanya dan dia yakin ibunya akan segera sadar dari komanya

"dan mulai sekarang panggil aku ibu"
Fah berdiri setelah berucap, dia menggambil tasnya di atas meja di depannya
"mew,,  aku sudah memberitahu ayahmu tentang pernikahanmu dia akan segera pulang dan menemui kalian berdua, jagalah sikap kalian dan jangan sampai ayahmu tahu tentang kontrak ini"

Mew,  berdiri dan berjalan ke arah tangga menuju kamar yang ada di lantai atas
Sungguh dia malas menjawab ucapan ibunya,  dia masih menolak rencana ini tapi mew juga tidak ingin ibunya marah lagi,  akan lebih baik jika dia mengistirahatkan tubuhnya

Fah yang melihat kepergian sang putranya,  hanya menggelengkan kepalanya dia tahu putranya tengah marah padanya,
Fah berjalan menghapiri gulf,  dia menyodorkan sebuah paperbag kecil pada gulf,  yang sedari tadi dia simpan di tasnya
"ambil ini"

Gulf segera menerima nya
"tapi apa ini ibu? "

"pil,  sebuah pil pencegah kehamilan"

Mengapa nyonya jong memberikan pil pada gulf,  dia pria dia tidak mungkin hamil bukan, pertanyaan itu muncul di benak gulf lelaki tidak bisa hamil
"tapi nyonya,  aku pria aku tidak akan hamil"

"aku memeriksa kesehatanmu kemarin,  kou pria istimewa yang memiliki rahim meskipun kemungkuninan kecil,  tapi aku tidak ingin kou sampai mengandung anak dari putraku"

Kaget. Gulf jelas terkejut dengan pernyataan dari ibu mertuanya, bukan karna mertuanya tidak ingin memiliki cucu darinya namun tentang rahim yang dia miliki, gulf bahkan baru mengetahuinya
Suara langkah kaki menjauhinya,  dia yakini ibu mertuanya telah pergi meninggalkan mension ini. memang di perjalanan tadi nyonya jong mengatakan bahwa dia tinggal di mension utama

"tuan mari saya antar ke kamar anda"
Itu suara seseorang yang tadi membawanya dari rumah sakit
"anda siapa? "

"nama saya earth,  saya asisten pribadi tuan mew "

Gulf tersenyum lantas berdiri,
"baiklah, di mana kamarku dan.  Panggil aku kana saja aku lebih suka di panggil kana,  kana adalah panggilan dari ibuku"

" baik kana,  mari "

"berjalan lah lebih dulu aku akan mengikuti mu dari belakang"









Setelah sampai di depan pintu kamar sang tuan eart,  menghentikan langkahnya
Mengetuk pintu itu
"tuan, saya mengantar tuan gulf "
Cukup lama tak ada jawaban
Pintu itu terbuka menampilkan mew dengan kemeja putihnya yang sedikit terbuka kerahnya
Mew melihat pemuda buta itu tengah berdiri di belakang earth dengan tongkatnya
"mengapa kou membawanya,  kemari"

"t-tapi tuan.. "

" bawa dia ke kamar tamu, "

Lantas mew menutup pintunya kembali.
Earth menghela nafas dia lupa bahwa tuannya menolak pernikahan ini mentah²

"tidak apa² tolong antar aku ke kamar tamu saja"

"baiklah"














TUna NEtra (MG)ENDWhere stories live. Discover now