2. Mencoba Percaya dengan Orang Baru

251 26 3
                                    

Hai gaiss!!!

Menyempatkan diri untuk update ternyata sulit ya, but aku akan terus coba untuk kalian 🤎

Selamat membaca, jangan lupa vote dan komen kalian yaa karena itu sangat berharga sebagai penyemangat diri ini.

***

“Hai Ivara!” sapa seorang gadis dengan bandana kecil di rambutnya. “Gue cuman mau kasih informasi penting soal SMA Palmeda. Mungkin nanti bakal banyak laki-laki yang tertarik sama lo dan ketiga sahabat lo, tapi lo harus ingat kalau laki-laki di sekolah ini gak suka cewek rapuh dan gak perawan kayak lo semua!”

Sepasang bola mata Ivara bulat sempurna begitu mendengar ucapan gadis yang ia pungkiri bernama Lea itu. Untung saja saat ini hanya mereka bertiga yang berada di dalam ruangan kelas.

K-kenapa dia tau kalau gue sama 3 temen gue gak perawan lagi? Kan kita sepakat untuk rahasiain ini semua. Apa dia tau dari penculiknya langsung? T-tapi kan penculiknya belum ketemu sampai sekarang...

Pikiran Ivara jadi meracau sendiri gegara mendengar ucapan dari Lea.

“Lo kenapa kaget?” kekeh Alsya. “Beneran lo sama ketiga sahabat lo gak perawan lagi?!” Tawa gadis itu semakin pecah begitu melihat wajah Ivara yang gelagapan.

Di saat yang bersamaan, Ivara melihat ketiga sahabatnya di ambang pintu ruangan kelas. “Nice to meet you guys, but i’m sorry i gotta go now,” sahut Ivara yang mencoba untuk tetap tenang.

“Asyik nih kayaknya Ivara udah dapet temen baru,” goda Salvina begitu Ivara menghampiri mereka bertiga.

“Teman baru apaan? Gue abis diledekin tadi,” celetuk Ivara.

Jiya mengernyit. “Diledek gimana maksud lo?”

Ivara hanya terdiam, tidak mungkin jika ia menceritakannya pada mereka, bisa-bisa memori ‘itu’ datang kembali di pikiran semuanya. “Alah gak penting, udah ah ayo kita ke kantin.”

“S-sebentar deh, lo bertiga yakin mau ke kantin?” tahan Yashvi.

Salvina yang semua melipat kedua tangan di dada, kini menurunkannya, “Yakinlah, emangnya kenapa?”

“Gue malu jadi pusat perhatian, apalagi kan kita—“

“Yash, kata Ummi gue, apa pun yang terjadi sama kita itu gak bisa diubah lagi. Ya sulit emang, tapi kita gak bisa di zona itu terus,” cetus Jiya dengan senyuman.

Ivara mengangguk kecil mendengar ucapan Jiya seraya menambahkan, “Lambat laun kita bisa kok berdamai sama diri sendiri, hati kita emang hancur dan raga kita emang melebur, tapi jangan sampai masa depan kita ikut luntur.”

“Tuh denger apa kata Jiya sama Ivara, lagian kita di sini berempat dan akan selalu seperti itu,” pungkas Salvina.

***

Hari ini kelas Afkara—XII IPS 1 istirahat lebih awal karena gurunya tidak masuk kelas. Hal itu membuat Afka dan salah seorang sahabatnya yang bernama Mahija datang lebih awal menuju kantin.

Benar dugaan keduanya, saat jam istirahat hari ini kantin akan benar-benar penuh dengan kaum Adam yang berusaha mencari perhatian pada murid baru cantik di sekolah ini.

“Lo berdua harus tau! Salah satu cewek baru itu satu kelas sama gue dan dia pinter banget anjir!” Darva yang baru saja duduk di meja mereka langsung bercerita.

Afka mendorong salah satu bahu Darva dengan cukup kencang sebagai sebuah godaan. “Aahhh!! Senang kan lo bisa satu kelas sama cewek cantik?”

“Ya senenglah! Untung gue jomblo,” cetus Darva dengan bangganya.

AFVARAWhere stories live. Discover now