26. Double Date (?)

39 10 4
                                    

Halo gaisss!!! Aku update!

Jangan lupa like dan komen ya 🖤

***

Ivara terdiam selama beberapa saat begitu menatap dirinya di depan cermin. Terbesit banyak tanda tanya yang kini mengiringi langkah hidupnya. Salah satunya, mengapa ada dua pria yang harus memperebutkannya?

"Keputusan gue udah tepat kan?" tanya Ivara pada ketiga sahabatnya. Pandangan gadis itu tetap menatap pada cermin.

Jiya yang duduk di atas kasur Ivara menghela napasnya. "Apa pun keputusan lo, kita pasti selalu dukung, Ra. Soal tepat atau enggak, itu urusan belakangan."

"Iya, Ra. Yang penting lo bahagia sama pilihan lo sendiri," sahut Yashvi menimpali.

Ivara mengusap dress yang digunakan secara perlahan. Merapikan sisa kekusutan yang tidak sengaja ia ciptakan begitu mengenakannya. "Apa gue bisa bahagia?" tanyanya pada diri sendiri.

Bibir Ivara tersenyum miring. Tiba-tiba saja dadanya terasa sesak setelah mengatakan hal tersebut. "Gila lo, Ra!" cetus gadis itu membuat ketiga sahabatnya menjadi bingung.

"Lo kenapa sih, Ra? Lo itu berhak untuk bahagia. Udah ah! Sekarang lo harus senyum, kan mau ketemu sama Darva. Masa cemberut sih?" Jiya memegang kedua pundak Ivara dari belakang. Sebuah senyuman ia tunjukkan melalui pantulan cermin di hadapan mereka.

Ivara berbalik dan menatap satu per satu wajah sahabatnya. "Bisa apa gue tanpa kalian?"

"Kitasa cemberut sih?" Jiya memegang kedua pundak Ivara dari belakang. Sebuah senyuman ia tunjukkan melalui pantulan cermin di hadapan mereka.

Ivara berbalik dan menatap satu per satu wajah sahabatnya. "Bisa apa gue tanpa kalian?"

"Kita bisa apa tanpa lo, Ra?" Salvina balik bertanya. Diiringi tawa dari yang lainnya.

***

Tangan Darva membuka sebuah kotak perhiasan berwarna hitam. Di dalamnya, terdapat sebuah kalung dengan liontin berbentuk bunga chocolate cosmos yang akan ia berikan pada Ivara.

Sedari tadi, kaki kanan yang ditumpangkan pada kaki kirinya tidak berhenti bergerak. Sudah sangat jelas sekali bahwa rasa gugup kini tengah menyelimutinya.

Bagaimana tidak gugup, jika gadis yang ia cintai ingin makan malam berdua dengannya di sebuah kafe instagramable yang sangat romantis sekali. Space of Love namanya.

Sesekali, mata Darva melirik ke arah pintu masuk. Berharap bahwa Ivara segera datang dengan senyumannya yang sangat mudah untuk dikenang.

Ting!

"Selamat datang di Space of Love!" seru seorang pelayan begitu pintu otomatis bergeser dan terbuka.

Sepasang anak muda masuk bersamaan begitu pintu terbuka dengan lebar. Gelak dan canda tawa terpancar dari raut wajah mereka yang berbahagia.

Bersamaan dengan itu, kaki kanan Darva turun ke bawah. Matanya terbuka lebar. Mimik wajahnya kini sangat terkejut dengan apa yang baru saja ia lihat. "Afka?"

Ivara tidak sengaja bertemu dengan Afka di parkiran kafe begitu turun dari taksi yang ia tumpangi. Itu sebabnya mereka bisa masuk ke dalam kafe secara bersamaan.

"Kita duduk di sana, Ka. Bareng sama Darva," ajak Ivara di sisi ruangan lainnya. Karena cuaca tengah hujan dan kondisi kafe sedikit sepi, Darva pun masih bisa mendengar suara Ivara dengan samar.

"Darva?" tanya Afka dengan polosnya. Sama seperti Darva, pria itu pun ikut terkejut begitu melihat keberadaan sahabatnya di sana.

Lengan Ivara menyenggol tangan Afka dan tersenyum tipis. "Duduk yuk," ajaknya kemudian.

AFVARAWhere stories live. Discover now