20. Memulai Kembali

47 13 7
                                    

Halo gaiss!!

Kalian lagi sibuk sekolah ya?'(

Makin sepi deh cerita aku, tapi gapapa anggap aja ini sebuah proses 🖤

Aku bakal terus update untuk kalian.

So, kalau baca jangan lupa vote sama komen yaaa ❤️

***

Tangan Salvina kembali membuka lembaran selanjutnya di buku hitam Ivara. “Entah mengapa ruangan itu malah membawa kehangatan. Ruangan yang seharusnya mendapatkan banyak kecurigaan,” bacanya.

Salvina terdiam selama beberapa saat. Ia mengingat sesuatu yang pernah ditemukan di dalam ruangan itu. “Ji, coba lo tulis. Mobil MVP warna merah.”

“Merek mobilnya?” tanya Jiya setelah selesai menulis.

“Gue gak tau,” geleng Salvina. “Gue pernah liat foto mobil itu di ruangan yang Ivara maksud,” lanjutnya memberitahu.

Ding! Dong!

Suara bel membuat percakapan di antara keduanya terpotong. “Wait! That’s maybe Ivara,” cetus Jiya sebelum beranjak dari sofa dan berjalan menuju pintu.

Benar saja. Begitu pintu terbuka, Ivara segera masuk ke dalam ruangan. Gadis itu mengambil langkah lebar dan segera menidurkan dirinya di atas sofa. “Dunia jahat! Capek banget anjir hidup gue!” teriaknya.

Salvina melipat bagian halaman yang baru saja ia baca dan menutup buku hitam itu sebelum berpindah duduk ke dekat Ivara.

“Lo kenapa sih, Ra? Kenapa lo bisa dipanggil ke ruang BK? Mana sama mereka lagi,” tanyanya.

Ivara membalikkan tubuhnya. Gadis itu tengkurap dan menatap ke arah Salvina. “Lo yang kenapa Sal! Kenapa lo putusin Mahija?!” tanya balik Ivara dengan nada yang tinggi. Gadis itu seolah meluapkan semua emosinya pada kebodohan sahabatnya sendiri.

“Untuk apa gue bertahan untuk hubungan yang nantinya akan berakhir, Ra?” tanya Salvina seolah meminta pendapat.

Mata Ivara beralih menatap Jiya. Gadis itu hanya mengangkat kedua bahunya bingung. Percayalah, Jiya dan Yashvi pun sudah menasihati Salvina.

Ivara bangun dari tidurnya dan memegang kedua pipi Salvina dengan gemas. “Lo gak akan tau itu sampai Mahija tau kebenarannya!”

Kedua tangan Salvina naik ke atas dan menurunkan tangan Ivara. “Terserah lo, Ra. Lo sendiri kenapa hari ini? Ada masalah apa?” cetusnya mengalihkan pembicaraan.

Tubuh Ivara kembali terlentang di atas sofa setelah mendengar pertanyaan tersebut. Pertanyaan yang membuat otaknya benar-benar kelelahan sebelum berpikir untuk menjawabnya.

“Ra!” desak Jiya. Tanpa ragu gadis itu melempar sebuah bantal ke arah Ivara.

“Iya-iya, gue cerita,” pasrah Ivara pada akhirnya. Gadis itu kembali duduk. Pandangannya mengedar ke penjuru ruangan. “Yashvi mana?” tanyanya sebelum memulai cerita.

“Dia balik duluan, bokapnya telepon tadi,” jawab Jiya dengan cepat.

Ivara mengangguk kecil. “Oke, gue kasih tau lo berdua dulu aja-“ Gadis itu menghela napasnya dan berkata, “Tante Kanaya jadi wali resmi gue mulai besok.”

Keadaan benar-benar menjadi hening. Baik Jiya maupun Salvina sama-sama speechless mendengarnya. “Okay. Then, the story is end,” ucap Ivara memecahkan keheningan.

Dengan santainya, Ivara mengambil semangkuk makanan ringan yang sudah ada di atas meja sedari tadi. Percayalah, perasaan Ivara masih kacau. Sama seperti tadi. Hanya saja, ia menyembunyikannya dari Salvina dan juga Jiya.

AFVARAWhere stories live. Discover now