21. Rencana Licik

53 11 10
                                    

Alo hai gaiss!!!

Selamat membaca chapter 21 ini!! I hope you like it yaa. Jangan lupa vote dan komen yang sangat berarti buat aku 😚

***

Tangan kanan Afka terjulur ke depan untuk membuka pintu ruang berkas Media Remaja Indonesia. Sudah lama sekali tidak ada orang yang masuk ke dalam sini, karena memang semua berkas yang ada di ruangan ini merupakan berkas tahun 90-an.

Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Sebelum pulang ke rumah, Afka ingin mengambil beberapa berkas mengenai pasang surut MRI pada tahun 90-an. Dengan mempelajari itu semua, ia harap bisa meminimalisir setiap kegagalan yang akan terjadi.

Sedikit mengenai sejarah MRI, mulanya media ini bernama Nagari TV. Namun, semenjak dipegang sepenuhnya oleh Nugraha, pria itu banyak mengubah segalanya. Nama Nagari TV rasanya sudah tidak cocok lagi untuk saat ini. Nugraha ingin sebuah media yang menyebarkan berbagai informasi melalui berbagai macam cara. Seperti melalui internet, koran, televisi, media sosial, dan lainnya.

Setelah berada di dalam ruangan, Afka mengedarkan pandangannya. Dirinya mencoba menerka-nerka di mana disimpannya berkas yang ia cari. Tangannya menarik satu persatu loker yang ada di sana. Matanya membaca judul setiap berkas yang ia temukan. Beberapa di antaranya ia ambil dan simpan di atas meja.

“Loh, kok berkas tahun 2018 ada di sini?” tanyanya pada diri sendiri. Karena penasaran, Afka pun akan ikut serta membawa berkas itu ke rumah.

Hampir satu setengah jam kemudian, Afka sudah berhasil mengumpulkan cukup banyak berkas laporan perusahaan di tahun 90-an yang akan ia bawa pulang ke rumah.

Sebelum pulang, pria itu kembali ke ruangannya terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada barang pribadinya yang tertinggal di sana.

Shit! Lo ngapain di sini?” serang Afka begitu melihat seorang gadis berpakaian rok dan juga kaos pendek yang tengah duduk di kursi pribadinya.

Tangan kiri gadis itu naik ke atas dan memainkan rambut panjangnya yang hitam lebat. “Tante Viona suruh aku ke sini, katanya kamu kangen ya sama aku,” ucapnya dengan penuh percaya diri.

Perut Afka terasa mual setelah mendengar ucapan gadis itu. “Ngaco lo! Gue bahagia dan ngerasa bebas setelah putus dari lo! Gak mungkin gue kangen sama lo, Le!” Tawa Afka terdengar cukup puas setelah berkata demikian.

Mantan. Iya, gadis itu mantan Afka. Lea Defara. Wanita itu tetap bertingkah bodoh meskipun mendengar perkataan Afka yang cukup menyakitkan. “Semudah itu ya kamu lupa sama kisah kita? Sampai saat ini, aku masih belum bisa move on dari kamu, Ka.”

Afka mengangguk. “Setelah semua yang lo lakukan sama Ivara dan juga sahabatnya, gue makin mudah melupakan lo,” jawab Afka dengan senyum tipis.

Lea berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati Afka. “So, dugaan aku ternyata benar. Kamu suka sama Ivara?”

“Iya, gue suka sama Ivara. Dia lebih baik dari lo.”

Mata Lea memutar dengan malas. “Suatu saat kamu bakalan sadar, kalau aku lebih baik dari dia. Ivara itu lemah, sedangkan aku kuat,” cetus Lea dengan senyuman liciknya.

Afka kembali tertawa mendengar kepercayaan diri Lea yang menurutnya malah membuat gadis itu terlihat seperti orang bodoh. “Astaga, Le! Lo udah bully Ivara. Masih berani, ngomong kalau lo lebih baik dari dia?”

“Terserah lo, deh. Gue gak peduli lagi sama semua omong kosong lo.” Afka melangkah mendekati meja, hendak mengambil kunci mobilnya yang masih ada di atas sana.

Sesaat sebelum Afka mengambil kunci, tangan Lea lebih cepat mengambilnya. “Ini kan udah hampir jam 9 malam, jadi kamu harus antar aku pulang Ka. Kamu gak mau kan headline berita besok pagi berjudul Seorang Pria Meninggalkan Mantan Kekasihnya Sendirian di dalam Ruangan Kerja.”

AFVARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang